Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amien Rais, PAN, dan Partai Ummat

24 Agustus 2021   11:58 Diperbarui: 24 Agustus 2021   12:08 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendiri dua partai politik berbeda, Amien Rais (sumber : tribunnews.com)

Amien Rais, siapa yang tidak kenal nama ini? Ia merupakan tokoh sentral reformasi tahun 1998 lalu, yang menandai berakhirnya rezim Orde Baru.

Selain itu Amien Rais juga sebagai tokoh sentral pendiri salah satu partai politik yang didirikan 23 tahun yang lalu, yaitu Partai Amanat Nasional atau PAN.

Tentu saja, Amien Rais bukan pendiri tunggal PAN. Selain Amien Rais, ada 49 tokoh nasional lainnya yang turut mendirikan dan mendeklarasikan PAN.

Mereka antara lain Faisal Basri, A.M. Fatwa, Emil Salim, Syamsurizal Panggabean, Rizal Ramli, Albert Hasibuan, Goenawan Muhammad, Abdillah Toha, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao, Toety Heraty, dan  lain-lain.

Awalnya PAN akan dideklarasikan bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Namun karena alasan teknis, deklarasi diundur.   

Akhirnya PAN dideklarasikan pada hari minggu, tanggal 23 Agustus 1998, pukul 10.00 WIB, bertempat di Istora senayan Jakarta. Saat pengumuman atau deklarasi, Amien Rais ditemani oleh Goenawan Muhammad (Pemred Tempo), Mochtar Pabottinggi (LIPI), dan Albert Hasibuan (Komnas HAM).

Menurut Amien Rais, PAN merupakan partai terbuka dan inklusif, berasaskan Pancasila, menghilangkan sifat sektarian dan primordialisme. Hal itu memang terlihat dalam kepengurusan PAN yang mencerminkan kebhinnekaan.

Di sana ada nama K. Sindhunata, TH. Sumartana, atau Albert Hasibuan yang nota bene tokoh non-muslim. Selain itu ada juga nama Alvin Lie Ling Piao yang mewakili etnis tertentu.

PAN sesungguhnya merupakan nama "revisi". Sebelumnya PAN bernama PAB (Partai Amanat Bangsa). PAB sendiri dibentuk di Megamendung, Bogor pada tanggal 5-6 Agustus 1998.

Para pendiri PAB yang kemudian berganti menjadi PAN itu adalah para tokoh reformis yang tergabung dalam organisasi gerakan moral bernama MARA (Majelis Amanat Rakyat). Namun tidak semua tokoh MARA terlibat dalam pembentukan PAN.

Arifin Panigoro misalnya. Arifin Panigoro tokoh MARA tapi tidak ikut terlibat dalam pembentukan PAN karena ia juga merupakan tokoh PDI-P (PDI Perjuangan).

MARA sendiri merupakan organisasi gerakan moral yang masih terbilang muda. MARA baru dideklarasikan pada tanggal 14 Mei 1998 (seminggu sebelum reformasi) di Galeri Cafe, Jakarta.

Setelah PAN dideklarasikan, banyak orang memprediksi PAN akan menjadi partai politik besar. Apalagi jika melihat antusiasme masyarakat ketika PAN dideklarasikan di Istora Senayan. Tempat deklarasi yang hanya memuat 12 ribu orang membludak karena jumlah massa yang hadir ada sekira 20 ribu orang.

Selain itu faktor Amien Rais yang begitu populer saat itu, semakin menambah keyakinan banyak orang PAN akan menjadi partai politik besar. Popularitas Amien Rais diyakini akan mampu menjadi magnet untuk "menyedot" para pemilih.

Namun prediksi banyak orang itu meleset. Nyatanya, di pemilu pertama Era Reformasi tahun 1999, PAN hanya mendapat 7.528.956 suara, atau sekira 7,1%. PAN juga hanya mendapat 34 kursi di parlemen dan menempati urutan ke-5 partai politik peraih suara terbanyak.

Di pemilu berikutnya, yakni Pemilu 2004, suara PAN semakin merosot lagi. Raihan suara PAN menjadi 7.303.324, atau setara dengan 6,4 %.

Bahkan sampai pemilu terakhir 2019 lalu, raihan suara PAN tidak pernah menembus angka 8 %. Raihan suara PAN tertinggi adalah 7,6 % di Pemilu 2014 kala ketua umum PAN saat itu menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Sejak awal berdirinya, PAN tidak terlepas dari sosok Amien Rais. Amien Rais sudah menjadi "ikon" dan identik dengan PAN dan PAN juga identik dengan Amien Rais.

Pengaruh Amien Rais di PAN memang sangat kuat dan dominan. Hampir semua keputusan partai bisa dikatakan merupakan keputusan Amien Rais. PAN tidak bisa lepas dari bayang-bayang Amien Rais.

Namun pengaruh Amien Rais di PAN kian lama kian memudar. Klimaksnya di Kongres V  PAN di Kendari. Sulawesi Tenggara.

"Titah" Amien Rais untuk tidak memilih kembali Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN tidak dihiraukan oleh sebagian elit dan pemegang suara PAN. Mayoritas pemegang suara PAN malah memilih Zulkifli Hasan.

Zulkifli Hasan berhasil mendapat 331 suara. Sementara itu jagoan Amien Rais, yakni Mulfachri Harahap yang menjadi lawan Zulkifli Hasan dalam perebutan Ketua Umum PAN, hanya mendapat 225 suara. Zulkifli Hasan pun terpilih menjadi Ketua Umum PAN untuk kedua kalinya.

Hal itu menambah kekecewaan Amien Rais. Sebelumnya Amien Rais juga kecewa dengan kepengurusan PAN di bawah Zulkifli Hasan yang lebih memilih merapat ke pemerintahan Jokowi. Padahal Amien Rais sangat keras terhadap pemerintahan Jokowi.

Akhirnya Amien Rais memutuskan untuk mundur atau keluar dari PAN, partai politik yang telah lebih dari 20 tahun didirikan dan dibesarkannya. Hal tersebut dilakukan Amien Rais beberapa saat setelah Kongres V PAN di Kendari itu.

Amien Rais merasa aspirasi politiknya tidak diakomodir oleh PAN Zulkifli Hasan. Amien Rais memandang PAN menjadi "berbeda" di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan.

Keluar dari PAN bukan berarti meninggalkan dunia politik. Naluri politik Amien Rais masih cukup besar, tapi membutuhkan saluran yang sesuai.

Oleh karena itu Amien Rais dan para loyalisnya kemudian membentuk sebuah partai politik baru. Bertepatan dengan hari kesaktian Pancasila 1 Oktober 2020, Amien Rais kemudian mengumumkan partai politik baru tersebut diberi nama "Partai Ummat".

Sebelumnya santer diberitakan banyak media bahwa nama partai politik yang didirikan Amien Rais dan para loyalisnya akan diberi nama PAN Reformasi. Ternyata bukan.

Namun Partai Ummat baru dideklarasikan secara resmi pada tanggal 29 April 2021 pukul 13.00 WIB, yang bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan 1442 Hijriyah. Deklarasi dilakukan secara virtual melalui kanal youtube Amien Rais Official mengingat  situasi masih pandemi.

Kendati sama-sama didirikan oleh orang yang sama, yakni Amien Rais, haluan partai Ummat ini agak berbeda dengan PAN. Haluan Partai Ummat lebih relijius dibandingkan PAN.

Selain itu jika melihat tokoh-tokoh pendiri atau deklaratornya, Partai Ummat kalah pamor dibandingkan dengan tokoh-tokoh pendiri atau deklarator PAN. Selain Amien Rais, praktis tidak banyak nama besar lain yang menjadi pendiri atau deklarator Partai Ummat.

Apakah hal itu menandakan Partai Ummat tidak akan lebih besar dari PAN? Pembuktiannya hanya nanti di Pemilu 2024. Itu pun kalau Partai ummat lolos verifikasi sebagai peserta pemilu.    

Sebagian orang justru memprediksi Partai Ummat akan menjadi ancaman serius bagi PAN. Partai Ummat akan menggerus suara PAN di pemilu 2024 nanti mengingat basis massa pemilih PAN yang berasal dari Muhammadiyah akan beralih ke Partai Ummat.

Amien Rais memang politisi "unik" dan "langka". Ia mampu menjadi tokoh sentral pendiri dua partai politik yang berbeda. Padahal sampai saat ini sepertinya belum ada politikus lain seperti Amien Rais yang menjadi tokoh sentral pendiri dua partai politik yang berbeda.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun