Arifin Panigoro misalnya. Arifin Panigoro tokoh MARA tapi tidak ikut terlibat dalam pembentukan PAN karena ia juga merupakan tokoh PDI-P (PDI Perjuangan).
MARA sendiri merupakan organisasi gerakan moral yang masih terbilang muda. MARA baru dideklarasikan pada tanggal 14 Mei 1998 (seminggu sebelum reformasi) di Galeri Cafe, Jakarta.
Setelah PAN dideklarasikan, banyak orang memprediksi PAN akan menjadi partai politik besar. Apalagi jika melihat antusiasme masyarakat ketika PAN dideklarasikan di Istora Senayan. Tempat deklarasi yang hanya memuat 12 ribu orang membludak karena jumlah massa yang hadir ada sekira 20 ribu orang.
Selain itu faktor Amien Rais yang begitu populer saat itu, semakin menambah keyakinan banyak orang PAN akan menjadi partai politik besar. Popularitas Amien Rais diyakini akan mampu menjadi magnet untuk "menyedot" para pemilih.
Namun prediksi banyak orang itu meleset. Nyatanya, di pemilu pertama Era Reformasi tahun 1999, PAN hanya mendapat 7.528.956 suara, atau sekira 7,1%. PAN juga hanya mendapat 34 kursi di parlemen dan menempati urutan ke-5 partai politik peraih suara terbanyak.
Di pemilu berikutnya, yakni Pemilu 2004, suara PAN semakin merosot lagi. Raihan suara PAN menjadi 7.303.324, atau setara dengan 6,4 %.
Bahkan sampai pemilu terakhir 2019 lalu, raihan suara PAN tidak pernah menembus angka 8 %. Raihan suara PAN tertinggi adalah 7,6 % di Pemilu 2014 kala ketua umum PAN saat itu menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Sejak awal berdirinya, PAN tidak terlepas dari sosok Amien Rais. Amien Rais sudah menjadi "ikon" dan identik dengan PAN dan PAN juga identik dengan Amien Rais.
Pengaruh Amien Rais di PAN memang sangat kuat dan dominan. Hampir semua keputusan partai bisa dikatakan merupakan keputusan Amien Rais. PAN tidak bisa lepas dari bayang-bayang Amien Rais.
Namun pengaruh Amien Rais di PAN kian lama kian memudar. Klimaksnya di Kongres V Â PAN di Kendari. Sulawesi Tenggara.
"Titah" Amien Rais untuk tidak memilih kembali Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN tidak dihiraukan oleh sebagian elit dan pemegang suara PAN. Mayoritas pemegang suara PAN malah memilih Zulkifli Hasan.