Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Citarum, Sungai Bernilai Ekonomi dan Sosial yang Sangat Penting

23 Juli 2021   19:32 Diperbarui: 23 Juli 2021   19:36 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daerah Aliran Sungai Citarum (Sumber : Kementerian PUPR)

Semasa kecil dulu saya tinggal dekat aliran sungai terpanjang dan terbesar di tatar Pasundan, Jawa Barat, yakni sungai Citarum. Jarak rumah dengan aliran sungai Citarum sekira satu kilo meter.

Sungai Citarum memiliki banyak cerita bagi saya dan anak-anak seusia saya dulu. Termasuk bagi para orang tua dan penduduk setempat.

Bagi sebagian penduduk sungai Citarum menjadi tempat mencari nafkah. Ada yang menjadikan sungai Citarum sebagai tempat mencari ikan. Ada juga sebagian lagi yang memanfaatkan sungai Citarum untuk jasa penyeberangan.

Tatkala musim kemarau panjang tiba, sungai Citarum menjadi tempat alternatif bagi penduduk sekitar untuk memenuhi kebutuhan akan air, baik untuk mandi atau mencuci pakaian. Dalam situasi itu pinggiran sungai Citarum sangat ramai dan meriah bak pasar kaget, dipenuhi orang-orang yang mandi atau mencuci pakaian.  

Selain itu ketika musim kemarau panjang, sungai Citarum juga menjadi tempat rekreasi air gratis bagi penduduk setempat, khususnya anak-anak. Mereka berenang, berarung jeram menggunakan ban dalam mobil bekas, atau hanya sekedar berendam di antara bebatuan yang ada di aliran sungai.

Tapi itu dulu sewaktu aliran sungai Citarum belum dijadikan waduk (PLTA) Cirata. Kini, setelah sungai Citarum dijadikan waduk Cirata ceritanya menjadi jauh berbeda.

Aliran sungai Citarum yang melewati wilayah kami (perbatasan Kabupaten Cianjur-Kabupaten Bandung Barat) sekarang sudah tidak ada lagi, berubah menjadi genangan waduk Cirata. Bahkan sebagian pemukiman penduduk sekitar aliran Sungai Citarum pun "tenggelam" karena menjadi bagian dari waduk Cirata.

Namun hal itu tidaklah masalah. Sebab dengan hadirnya waduk Cirata di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, kehidupan ekonomi dan sosial penduduk sekitar menjadi relatif lebih baik. Selain itu waduk Cirata juga memberi manfaat yang sangat besar bagi jutaan orang lainnya.

Waduk Cirata dibangun antara tahun 1983-1988. Pusat waduk atau bendungan berada di Desa Ciroyom, Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat.

Waduk Cirata melingkupi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Cianjur. Namun genangan air waduk Cirata terluas berada di Kabupaten Cianjur.

Waduk Cirata merupakan waduk terbesar di Asia Tenggara. Luas genangan waduk ini mencapai 43.000 hektare.

Waduk Cirata bukanlah satu-satunya waduk yang ada di DAS Citarum. Waduk Cirata bahkan merupakan waduk ketiga yang dibangun di DAS Citarum.  

Jauh sebelum Waduk Cirata dibangun di DAS Citarum, sudah dibangun waduk (PLTA) Jatiluhur (Kabupaten Purwakarta). Kemudian beberapa tahun sebelum waduk PLTA Cirata dibangun, terlebih dahulu dibangun waduk (PLTA) Saguling (Kabupaten Bandung Barat).

Waduk Jatiluhur merupakan waduk pertama yang dibangun di DAS Citarum. Waduk Jatiluhur dibangun pada tahun 1957. Waduk Jatiluhur disebut juga dengan bendungan Ir. H. Juanda. Luas genangan waduk ini mencapai 8.300 hektare.

Sementara itu waduk Saguling yang merupakan waduk kedua di DAS Citarum, dibangun antara tahun 1980-1986. Luas genangan waduk ini hanya sekira 5.600 hektare saja.

Sungai Citarum memang luar biasa. Sungai dengan panjang sekira 300 km itu bisa menjadi pusat tiga buah waduk (PLTA) dengan kapasitas besar.

Hulu sungai Citarum adalah lereng Gunung Wayang. Letaknya di sebelah tenggara Kota Bandung, tepatnya di wilayah Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Sedangkan hilir sungai Citarum bermuara di Pantai Muara Bendera, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

Sungai Citarum mengalir melewati 6 kabupaten yang ada di Jawa Barat. Yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bekasi.

Keberadaan sungai Citarum menjadi sangat vital karena memiliki nilai ekonomi dan sosial yang sangat penting. Jutaan orang tergantung hidupnya dari sungai Citarum ini.

Tiga buah waduk besar yang ada di DAS Citarum, selain menjadi pemasok energi listrik yang sangat besar dan sumber air irigasi, juga menjadi tempat bagi ribuan petani ikan kolam apung mencari nafkah. Lebih dari itu, tiga buah waduk itu juga menjadi wahana wisata yang bernilai ekonomi tinggi.  

Oleh karena itu semua pihak selayaknya bisa terlibat aktif ikut memelihara dan menjaga keberadaan sungai Citarum. Terutama mereka yang berada di hulu sungai, jangan sampai melakukan penggundulan hutan dan menebang pepohonan secara liar.  

Kalau sampai hutan dan pepohonan yang berada di hulu sungai gundul, tentu akan berpengaruh besar kepada hilangnya banyak sumber air. Akibatnya air sungai Citarum akan berkurang. Kalau sudah begitu, tentu akan berpengaruh kepada debet air tiga buah waduk yang ada di DAS Citarum.

Sementara itu mereka yang ada di sepanjang DAS Citarum, bisa ikut memelihara dan menjaga keberadaan sungai Citarum dengan tidak mengotori sungai Citarum dengan berbagai sampah atau limbah.

Sungai Citarum adalah sungai yang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang sangat penting. Tidak hanya bagi warga Jawa Barat, tapi juga bagi warga masyarakat Indonesia lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun