Pasca membawa Italia tampil ciamik di Euro 2020, nama Roberto Mancini melambung tinggi. Banyak puja puji dialamatkan kepada pelatih tim nasional Italia berusia 56 tahun itu.
Mancini memang terbilang sukses mengangkat kembali performa tim nasional Italia yang sempat terpuruk, gagal lolos ke Piala Dunia 2018 ketika ditangani pelatih Giampiero Ventura. Sejak berganti pelatih dari Ventura ke Mancini, performa Italia terus mengalami kenaikan.
Bahkan di bawah asuhan Mancini, Italia kini memegang rekor 33 laga tanpa terkalahkan. Rekor itu melampaui rekor 30 laga tak terkalahkan kala Italia ditangani oleh Vittorio Pozzo mulai 1935 sampai 1939.
Di partai puncak Euro 2020 tanggal 12 Juli nanti, Italia akan menghadapi tim "Tiga Singa" Inggris. Melihat data head to head dengan Inggris, Italia boleh sedikit berlega hati. Semua data mengarah kepada keunggulan Italia. Â
Mancini memang hebat. Namun bisa jadi kesuksesannya sebagai pelatih Italia saat ini juga karena dukungan penuh dari dua rekannya dulu ketika bermain di Sampdoria. Mereka adalah Gianluca Vialli dan Attilio Lombardo.
Gianluca Vialli saat ini adalah kepala delegasi tim nasional Italia. Sementara Attilio Lombardo adalah asisten Mancini sendiri.
Bagi para penggemar Sampdoria, nama Roberto Mancini, Gianluca Vialli dan Attilio Lombardo bukanlah nama yang asing. Ketiga nama itu merupakan penopang kesuksesan Sampdoria kala berjaya merajai Liga Italia dan  Eropa tahun 1991-1992.
Tahun 1991, Liga Italia didominasi oleh Sampdoria. Juventus, AC Milan, Inter Milan, atau yang lainnya semua lewat. Â
Kehebatan Sampdoria waktu itu tidak terlepas dari nama Roberto Mancini, Gianluca Vialli dan Attilio Lombardo. Terutama Mancini dan Vialli, keduanya merupakan tandem sejati baik di level klub maupun di tim nasional.
Mancini dan Vialli adalah ujung tombak kembar. Keduanya bahkan disebut dengan "kembar gol" (Goal Twins).
Kedekatan Mancini dengan Vialli memang luar biasa. Bagi Mancini, Vialli bukan hanya sebagai sahabat, tapi juga sudah menjadi saudara.
Lihat saja ketika Mancini dan Vialli merayakan kemenangan Italia atas Austria di babak 16 besar Euro 2020. Keduanya begitu excited merayakan kemenangan Italia.
Sekedar flash back, dulu di Euro 1988 lalu sebagai pemain, Mancini dan Vialli mampu membawa Italia sampai babak semi final. Waktu itu Mancini dan Vialli sempat memberi kontribusi yang cukup signifikan bagi tim nasional Italia.
Di partai perdana grup 1 kala menghadapi tuan rumah Jerman (Barat) (10/06//1988), Mancini mampu mencetak gol di menit ke-52. Namun sayang tiga menit kemudian, pemain Jerman (Barat) Andreas Brehme mampu menyamakan kedudukan melalui tendangan bebas. Skor 1-1 pun berakhir  sampai peluit akhir dibunyikan.
Di partai ke-2 kualifikasi grup 1, Italia menghadapi Spanyol (14/06/1988). Italia mampu menghempaskan Spanyol. Kini giliran tandem Mancini, yakni Gianluca Vialli yang mencetak gol. Vialli mencetak gol tunggal ke gawang Spanyol pada menit ke-73.
Di partai ke-3 atau partai terakhir kualifikasi grup 1, Italia menghadapi Denmark (17/06/1988). Italia berhasil mengalahkan Denmark dengan skor cukup telak 2-0. Â Â
Italia dan Jerman (Barat) melaju ke semi final mewakili grup 1. Di semi final Italia harus menghadapi juara  grup 2 Uni Soviet. Sementara Jerman (Barat) menghadapi runner up  grup 2 Belanda.
Namun di semi final, Italia terhenti oleh Uni Soviet. Italia kalah 0-2 dari Uni Soviet. Italia pun gagal ke partai  final.
Kini di Euro 2020, Mancini dan Vialli kembali terlibat kerja sama. Namun kali ini bukan sebagai pemain, tapi sebagai pelatih dan kepala delegasi sepak bola Italia.
Di bawah asuhan Mancini, penampilan tim nasional Italia cukup menakutkan lawan. Menurut Vialli, Mancini telah menciptakan suasana kepercayaan yang luar biasa  kepada para pemain. Di sisi lain Mancini juga tahu bagaimana menanamkan disiplin kepada para pemain.
Bagi Mancini, kehadiran dua kompatriotnya di Sampdoria dulu, Vialli dan Lombardo mungkin menjadi energi tersendiri. Vialli dan Lombardo telah memberi kekuatan ekstra dan mungkin rasa percaya  diri bagi diri Mancini.
"Sampdoria Connection" di tubuh tim nasional Italia bisa jadi telah membawa dampak positif. "Sampdoria Connection" menjadi faktor lain di balik kehebatan tim nasional Italia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H