Istilah "hedon" adalah bahasa gaul yang sudah lama digunakan di kalangan anak muda. Â Istilah tersebut merupakan sebutan pendek dari kata "hedonisme". Seperti halnya istilah "borju", yang juga bahasa gaul lainnya merupakan sebutan pendek dari istilah "borjuis". Â
Kalau ditelusuri lebih jauh, kata atau istilah "hedonisme" sesungguhnya merupakan sebuah aliran filsafat. Secara sederhana, hedonisme merupakan faham atau aliran yang berpandangan bahwa kebahagiaan, kesenangan, atau kenikmatan materi merupakan tujuan hidup.
Kaum hedon dengan demikian merupakan penganut hedonisme. Dalam kehidupan ini mereka hanya mencari kebahagiaan, kesenangan, atau kenikmatan materi.
Kaum hedon dapat dikenali dengan gaya hidupnya yang konsumtif (boros) dan hura-hura atau foya-foya. Kaum hedon cenderung egois, kurang bertanggung jawab, dan  pemalas. Mereka ingin hidup enak dengan cara yang mudah.
Bagi kaum hedon, baik atau buruk, boleh atau tidak boleh menjadi sesuatu yang tidak penting. Bagi mereka yang penting adalah terpenuhinya kebahagiaan, kesenangan, atau kenikmatan hidup. Apa pun caranya.
Maraknya berbagai tindak kejahatan saat ini pada dasarnya disebabkan karena para pelaku kejahatan menganut  faham hedon. Mereka ingin mendapatkan uang atau harta dengan cara yang mudah, tak peduli merugikan atau mencelakakan orang lain. Â
Bayangkan hanya karena ingin mendapatkan sebuah sepeda motor misalnya, seorang yang hedon tega menghabisi sang pemilik motor dengan cara yang keji. Hanya karena ingin menguasai sebuah hand phone, seorang yang hedon tega mencelakai pemiliknya.
Malah ada hal yang lebih miris lagi. Banyak perempuan-perempuan muda yang hedon rela menjual diri hanya ditukar dengan pulsa 50-100 ribu saja. Bagi para perempuan muda itu masalah moral sudah tidak masuk hitungan, yang penting kuota tetap ada.
Termasuk dalam hal ini maraknya tindak kejahatan korupsi juga karena sikap hedon para pelakunya. Mereka  ingin mendapatkan uang dengan cara yang mudah tanpa harus memeras keringat. Tak peduli perbuatan yang dilakukannya merugikan negara dan  menyengsarakan rakyat.
Bagi kaum hedon tak ada istilah "kerja keras". Mereka juga tidak mengenal istilah "susah payah " atau "prihatin", dan istilah lain yang semakna.
Oleh karena itu kaum hedon pasti tidak akan menyukai salah satu peribahasa yang sangat populer, yang sering dijadikan sebagai sebuah nasehat dan motivasi agar mau bekerja keras, bersusah payah, atau prihatin dulu dalam hidup.