Peribahasa yang dimaksud adalah "berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Â
Peribahasa di atas memberikan gambaran atau nasehat bahwa dalam hidup perlu berjuang terlebih dahulu. Tak ada sesuatu yang diperoleh dengan cuma-cuma tanpa berjuang terlebih dahulu.
Jelas, peribahasa tersebut tidak cocok bagi kaum hedon. Peribahasa tersebut bahkan sangat kontradiksi dengan pandangan hidup atau filosofi kaum hedon.
Kaum hedon senantiasa menginginkan dan mencari kebahagiaan, kesenangan, atau kenikmatan materi dengan mudah. Jargon berikut mungkin salah satu contoh bagaimana prinsip, pandangan hidup atau filosofi kaum hedon.
Kecil dimanja
Muda foya-foya
Tua kaya raya
Mati masuk surga
Jargon itu sesugguhnya bisa dimentahkan. Cukup dengan menambahkan kalimat "mana ada?" di bawahnya, sehingga menjadi :
Kecil dimanja
Muda foya-foya
Tua kaya raya
Mati masuk surga
(Mana ada?)
Kita hidup di dunia nyata, bukan hidup di dunia sulap. Dalam mendapatkan sesuatu harus dengan usaha dan upaya. Tidak seperti di dunia sulap, cukup hanya dengan mengatakan "sim salabim".