Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Simbiosis Mutualisme antara Crystal Palace dan Frank Lampard

23 Mei 2021   20:32 Diperbarui: 23 Mei 2021   21:25 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Frank Lampard, pasca dipecat sebagai pelatih Chelsea sampai saat ini belum memiliki klub baru. Belakangan beredar kabar yang cukup kencang, salah satu klub Liga Utama Inggris berjuluk The Eagles (Si Elang), yakni Crystal Palace dihubung-hubungkan dengan Lampard.

Pelatih Crystal Palace saat ini Roy Hodgson habis kontrak per Juni 2021 dan nampaknya kontrak Hodgson tidak akan diperpanjang. Oleh karena itu, saat ini pihak Crystal Palace membutuhkan pelatih baru untuk mengisi kursi kepelatihan yang kososng karena akan ditinggal Hodgson.

Pilihan Crystal Palace sepertinya mengarah kepada Lampard. Hal itu bisa dipahami, sebab selain karena Lampard sedang off, tidak melatih tim lain, kualitas Lampard juga tentu jadi bahan pertimbangan utama “Si Elang”.

Crystal Palace sangat membutuhkan sosok Lampard. Selain karena masih muda, kualitas Lampard sebagai pelatih juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Saat melatih Chelsea, Lampard memang belum memberikan trofi. Akan tetapi Lampard cukup baik dalam membangun tim, sehingga mampu mengorbitkan beberapa pemain muda. Mason Mount dan Tammy Abraham adalah contoh dua pemain muda yang berhasil diorbitkan oleh Lampard.

Waktu Lampard dipecat, kondisi Chelsea juga tidak terlalu buruk. Posisi Chelsea di klasemen sementara Liga Utama Inggris memang sempat merosot, namun kompetisi masih jauh. Waktu itu Lampard sesungguhnya masih bisa mengatrol posisi Chelsea.

Ini masalah ketidaksabaran manajemen Chelsea saja. Bukan tidak mungkin kalau Lampard dipertahankan, prestasi Chelsea bisa jadi lebih baik dari apa yang dicapai Tuchel saat ini.

Mungkin tidak akan jauh berbeda dengan Manchester United. Di awal kompetisi Manchester United begitu terseok-seok hampir jatuh ke papan bawah. Bahkan fans Manchester United garis keras waktu itu meneriakkan agar pelatih Manchester United, Olle Gunnar Solskjaer segera dipecat.

Namun manajemen Manchester United cukup sabar. Olle Gunnar Solskjaer tidak serta merta dipecat, malah terus diberi kesempatan dan kepercayaan melatih Manchester United.

Buah dari kesabaran manajemen Manchester United pun terlihat. Saat ini Manchester United mampu finish di posisi kedua, di bawah Manchester City. Selain itu Manchester United juga berpotensi memenangkan trofi Liga Eropa UEFA.

Seandainya manajemen Manchester United waktu itu tidak sabar dengan memecat Solskjaer, belum tentu capaian prestasi Manchester United sebaik saat ini. Namun Chelsea bukanlah Manchester United. Bos Chelsea dikenal tidak sabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun