Banyak sastrawan dan budayawan Sunda sendiri telah mengangkat tokoh fiktif Si Kabayan ini sebagai karya sastra dan karya tulis mereka. Ajip Rosidi dan Achdiat Karta Mihardja misalnya, keduanya telah membuat beberapa buah buku mengenai Si Kabayan.
Ajip Rosidi tercatat pernah menulis buku "Si Kabayan dan Beberapa Dongeng Sunda lainnya" (1977), "Manusia Sunda : Sebuah Esai Tentang Tokoh-tokoh Sastra dan Sejarah (1984), Apa Siapa Orang Sunda" (2003), dan "Jatiwangi Sunda Indonesia". Sementara Achdiat Karta Mihardja pernah menulis buku "Si Kabayan Manusia Lucu" dan "Si Kabayan Nongol di Zaman Jepang".
Beberapa penulis lain yang pernah pula mengangkat tokoh fiktif Si Kabayan adalah Yakob Sumarjo (Paradoks Cerita-cerita Si Kabayan), Lina Maria Coster-Wijsman (Si Kabayan : Cerita Lucu di Indonesia Terutama di Tanah Sunda), dan Yuliardi Soekardi (Cerita Jawa Barat : Si Kabayan Jadi Hakim).Â
Selanjutnya ada Wahyu Wibisana dan Mang Koko yang menulis buku "Gending Karesmen Si Kabayan". Ada pula Moh. Ambri yang menulis "Si Kabayan Jadi Dukun". Â Â
Mereka, para penulis atau sastrawan di atas bisa disebut sebagai para penulis buku "serius" tentang Si Kabayan. Selain mereka masih ada banyak penulis buku lain tentang Si Kabayan dengan versi "santai".
Buku Si Kabayan versi "santai" ini lebih ditujukan untuk pembaca anak. Oleh karena itu buku Si Kabayan versi "santai" banyak disajikan dengan gambar-gambar yang menarik.
Tokoh fiktif Si Kabayan adalah aset budaya masyarakat Sunda. Oleh karena itu selama masih ada orang Sunda Si Kabayan akan terus ada, tak akan lekang oleh zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H