Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saling Memaafkan (Tidak Hanya) di Hari Lebaran

12 Mei 2021   00:05 Diperbarui: 12 Mei 2021   00:07 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan hasil sidang Itsbat hari Selasa (11/05), yang dipimpin oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas hari raya Lebaran atau hari raya Idul Fitri tahun ini,  jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021. Walau pun ada juga beberapa kelompok Islam yang menetapkan hari raya Lebaran berbeda dengan keputusan pemerintah.

Kelompok Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat misalnya. Mereka telah menetapkan hari  raya Lebaran jatuh pada hari Rabu, tanggal 12 Mei 2021.

Adanya perbedaan seperti itu tentu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan, apalagi dipertentangkan. Selama bisa dipertanggungjawabkan, perbedaan itu tetap harus kita hormati.

Lebaran tahun ini merupakan tahun kedua dalam situasi pandemi covid-19 (virus corona). Sampai saat ini virus corona masih ada dan  masih menjadi ancaman bagi siapa saja. Baik  mereka yang ada di perkotaan  maupun mereka yang  ada di pedesaan.

Oleh karena itu dalam merayakan Lebaran dalam situasi pandemi ini harus senantiasa mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5 M. Yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak,  menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Artinya dalam merayakan Lebaran tidak dilakukan seperti dalam situasi normal sebelum adanya pandemi. Hal itu demi mendukung pemerintah mengatasi pandemi supaya cepat berlalu.

Seperti tidak melakukan tradisi saling bersalaman, apalagi saling  berpelukan di hari Lebaran. Sebab kontak fisik dengan orang lain dalam sitausi saat ini berpotensi makin meningkatnya kasus positif covid-19.

Bersalaman di hari Lebaran adalah sebuah simbol saling memaafkan satu sama lain. Dengan saling bersalaman masing-masing pihak saling memberi sekaligus meminta maaf satu sama lain.

Bersalaman hanya sebuah simbol, Esensinya adalah saling memaafkan satu sama lain. Berarti kalau pun tidak saling bersalaman tapi hati masing-masing sudah saling memaafkan, itu sudah cukup.

Dengan kata lain saling memaafkan bukan soal saling bertemunya dua telapak tangan. Saling memaafkan adalah soal hati.

Sesungguhnya ada hal yang lebih tinggi lagi levelnya dari memberi maaf kepada orang lain setelah orang itu meminta maaf. Hal yang levelnya lebih tinggi itu adalah memberi maaf  kepada orang lain sekali pun orang itu tidak pernah meminta maaf kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun