Dalam momen deklarasi pada tanggal 17 Ramadan 1442 H. atau bertepatan dengan 29 April 2021 M., Partai Ummat telah mengumumkan susunan pengurus, walau pun baru pengurus inti. Kepengurusan lengkap Partai Ummat memang baru akan disusun kemudian.
Namun, paling tidak misteri siapa yang akan menjadi nakhoda Partai Ummat yang selama ini banyak diperbincangkan terjawab sudah. Menjelang Hari-H deklarasi nama menantu Amien Rais, Ridho Rahmadi tiba-tiba muncul menguat sebagai calon ketua umum dan akhirnya  benar dipercaya menjadi ketua umum partai politik tersebut.
Hal itu cukup mengejutkan. Sebab selama ini nama Ridho Rahmadi tak pernah dimunculkan ke publik. Nama Hanafi Rais, anak sulung Amien Rais malah paling banyak dibahas sebagai calon ketua umum Partai Ummat.
Sebelum deklarasi, Partai Ummat belum berwujud sebagai sebuah partai politik yang utuh karena baru memiliki nama, logo/gambar, lagu/mars, dan platform, tapi belum memiliki susunan pengurus. Kini setelah deklarasi Partai Ummat telah lengkap dan utuh sebagai sebuah partai  politik.
Sekarang Partai Ummat sudah memiliki nama, logo/gambar, lagu/mars, platform, dan termasuk susunan pengurus. Ibarat sebuah kapal laut, Partai Ummat sudah siap berangkat menuju Pemilu (Pemilihan Umum) Â 2024 karena sudah memiliki nakhoda dan krunya.
Perjalanan Partai Ummat menuju Pemilu 2024 memang masih panjang. Pertama-tama harus memiliki legalitas terlebih dahulu dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) RI. Selanjutnya Partai Ummat harus mampu lolos dari verifikasi faktual KPU (Komisi Pemilihan Umum). Â
Ujian sesungguhnya Partai Ummat ada di Pemilu  2024. Apakah partai tersebut mampu menarik banyak pemilih atau tidak. Kalau mau eksis sebagai sebuah partai politik, paling tidak Partai Ummat harus mampu menembus electoral treshold.
Akan tetapi dengan kerja keras semua stake holder, Partai Ummat berpotensi mendapat dukungan banyak pemilih. Hal itu dibuktikan dengan hasil survey beberapa lembaga survey yang menunjukkan Partai Ummat cukup berkibar, padahal survey dilakukan sebelum Partai Ummat dideklarasikan. Â Â
Ada satu hal yang menarik terkait munculnya Partai Ummat ini. Kehadiran Partai Ummat tidak bisa dilepaskan dari adanya sikap santun dalam berpolitik.
Semua orang tahu bahwa Amien Rais, sebelumnya adalah tokoh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN). Amien Rais dan PAN begitu lekat, padu. Â Sampai-sampai ada tagline "PAN adalah Amien Rais dan Amien Rais adalah PAN".
Tidak berlebihan pula jika dikatakan bahwa "pemilik" PAN sesungguhnya adalah Amien Rais. Sebab Amien Rais adalah tokoh sentral dan begitu dominan di PAN.
Namun karena adanya dinamika politik, ada perbedaan pandangan yang cukup tajam antara Amien Rais (dan para loyalisnya) dengan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum PAN (dan para elit PAN), Amien Rais kemudian mundur dari PAN.
Sebagai "pemilik" PAN, Amien Rais tidak lantas merasa paling memiliki PAN. Hal itu ditunjukkannya dengan lebih memilih meninggalkan PAN daripada terus melakukan konfrontasi dengan para elit PAN.
Sebagai penggagas dan pendiri PAN, Amien Rais juga tidak lantas merasa PAN telah diambil alih oleh mereka yang "bukan pendiri", sehingga kemudian mengajukan gugatan ke pengadilan misalnya. Tidak, Amien Rais tidak melakukan itu.
Itulah sikap santun dalam berpolitik. Padahal kalau mau Amien Rais bisa melakukannya.
Amien Rais berpikir simpel dan cerdas. Ia lebih memilih mendirikan partai politik baru daripada harus melakukan konfrontasi terus dengan elit-elit PAN.
Sementara itu sikap dari  para elit PAN pasca Partai Ummat dideklarasikan juga cukup menarik. Sikap mereka cukup santun menyikapi hadirnya Partai Ummat.
Sang ketua umum PAN Zulkifli Hasan misalnya. Zulkifli Hasan menyambut positif kehadiran Partai Ummat. Zulkifli Hasan merasa senang dengan kehadiran Partai Ummat. Bahkan ia menganggap kehadiran Partai Ummat adalah berkah pula bagi partainya.
Elit PAN lain, Viva Yoga Mauladi juga demikian. Ia mengucapkan selamat datang kepada Partai Ummat. Ia berharap Partai Ummat sama dengan partai politik lain menjalankan fungsi-fungsi konstitusional dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
Viva Yoga Mauladi juga menganggap Partai Ummat bukan ancaman bagi PAN. Sebab segmen PAN dan Partai Ummat berbeda.
Itulah kesantunan dalam berpolitik. Amien Rais dan Zulkifli Hasan, serta elit PAN lain telah menunjukkannya. Walau pun mereka memiliki perbedaan pandangan atau kepentingan politik, tapi mereka tetap damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H