Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hal Kecil yang Bisa Kita Lakukan di Hari Bumi

22 April 2021   15:26 Diperbarui: 22 April 2021   15:57 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Bumi (sumber: pixabay.com)

Google Doodles mengingatkan kita semua bahwa hari ini, 22 April 2021 adalah hari bumi. Ya, hari bumi sedunia memang biasa diperingati setiap tanggal 22 April.

Hari Bumi, tentu saja bukan berarti bahwa (planet) bumi yang kita tinggali ini ada atau diciptakan Tuhan pada tanggal 22 April. Hari bumi bermula dari keprihatinan para aktivis lingkungan hidup di Amerika Serikat sekira tahun 60 an dan awal tahun 70 an, yang mengkhawatirkan memburuknya lingkungan di Amerika Serikat sejak lama.

Para aktivis lingkungan hidup di Amerika Serikat waktu itu yang dipelopori oleh Senator Gaylord Nelson dan mantan presiden mahasiswa Universitas Stanford, Denis Hayes melakukan kampanye Hari Bumi. Mereka berupaya mengungkapkan keprihatinan tentang yang terjadi di tanah, sungai, danau, dan udara.

Selain itu mereka juga berupaya menyadarkan publik akan bahaya polusi udara dan air. Publik Amerika waktu itu memberikan respon yang  posiitf. Peringatan Hari Bumi pun dilakukan untuk pertama kali pada tanggal 22 April 1970 dengan melakukan aksi unjuk rasa di Philadelphia, Chicago, Los Angeles, dan beberapa kota besar lainnya.

Kampanye-kampanye yang dilakukan oleh para aktivis lingkungan hidup atau siapa pun untuk memelihara dan melindungi bumi dari kerusakan merupakan hal yang sangat masuk akal dan perlu didukung oleh semua orang. Sebab kalau bumi ini tidak dipelihara dengan baik dan menjadi cepat rusak, manusia mau tinggal di mana?

Kerusakan bumi mungkin hanya masalah waktu saja. Dipelihara atau tidak sesungguhnya bumi akan rusak juga. Hanya saja akan berbeda "tingkat kecepatan" rusaknya bumi antara jika dipelihara dan jika tidak dipelihara.

Apalagi kalau kita merujuk pendapat para ilmuwan, yang memperkirakan bahwa usia bumi ini sekira 4,5 miliar tahun. Artinya usia bumi ini sudah sangat lama (tua). Sesuatu yang sudah sangat lama (tua) tentu kondisinya sudah menurun.

Ibarat sebuah mobil, kalau sudah lama (tua) onderdilnya sudah banyak yang rusak. Namun akan berbeda jika mobil itu dirawat dengan baik dan jika mobil itu tidak dirawat dengan baik.

Mobil yang dirawat dengan baik, tentu akan lebih awet dan masih bisa digunakan dengan nyaman. Sebaliknya mobil yang tidak dirawat dengan baik, akan lebih cepat rusak dan mungkin tidak bisa digunakan lagi. 

Begitu pula bumi kita ini. Memang pada saat tertentu, pada titik tertentu bumi ini akan rusak dan hancur. Masalahnya apakah kita mau bumi ini rusak dan tidak berfungsi dengan baik, sementara kita masih hidup di atasnya?

Misalnya kita masih hidup di bumi ini tapi oksigen sudah semakin menipis dan sedikit karena rusaknya hutan dan "hilangnya" pohon-pohon. Kita masih hidup di bumi ini tapi lapisan ozon sudah rusak karena pemanasan global. Atau kita masih hidup di bumi ini tapi sudah sulit bahan makanan karena lahan pertanian sudah menyempit oleh "hutan beton". Dan sebagainya.

Kita tentu tidak ingin hal itu terjadi. Kita ingin tetap hidup di bumi ini secara normal dan nyaman, karena bumi ini adalah "rumah" kita dan tempat kita menikmati hidup.

Oleh karena itu agar bumi kita tidak cepat rusak, maka kita harus turut menjaganya dengan baik. Bumi ini lebih cepat rusak atau tidak sesungguhnya tergantung kita sendiri sebagai "penguasa" bumi ini.

Tak bisa dipungkiri, saat ini kita turut memberikan andil dalam kerusakan bumi. Banyak perilaku kita sehari-hari, disadari atau tidak telah menyebabkan kerusakan bumi.

Seperti membuang limbah sembarangan, terlalu banyak menggunakan AC, dan mencemari udara dengan asap kendaraan. Sering menyisakan makanan, menggunakan banyak detergent, atau menggunakan air secara berlebihan juga merupakan perbuatan yang bisa menyebabkan kerusakan bumi.

Selain itu masih banyak lagi perbuatan-perbuatan kita lainnya yang bisa menyebabkan kerusakan bumi. Mungkin kita tahu bahwa perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sehari-hari itu bisa menyebabkan kerusakan bumi, tetapi kita sulit untuk menghentikannya sama sekali.

Oleh karena itu di Hari Bumi ini kalaulah kita belum bisa atau tidak bisa menghentikan perbuatan-perbuatan yang bisa menyebabkan kerusakan bumi, paling tidak kita bisa mengurangi kuantitas atau volume perbuatan-perbuatan itu. Seperti kebiasaan sering menyisakan makanan misalnya. Mungkin kita kesulitan menghentikan kebiasaan itu, tapi kita bisa mengurangi kuantitas atau volumenya.

Biasanya kita menyisakan makanan seperempatnya dari apa yang kita makan setiap kali makan misalnya. Dalam hal ini kita bisa menguranginya menjadi kurang dari seperempatnya dalam satu kali makan.  

Begitupula dengan kebiasaan atau perbuatan kita lain yang bisa menyebabkan kerusakan bumi. Kita coba usahakan kurangi kuantitas atau volumenya.

Apa yang kita coba lakukan tersebut mungkin hal kecil, tapi akan sangat berarti jika dilakukan bersama-sama. Itulah hal kecil yang bis akita lakukan di Hari Bumi ini. Hal itu demi masa depan kehidupan kita juga.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun