Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Papajar, Tradisi Piknik dan Makan-makan Sebelum Puasa

10 April 2021   09:51 Diperbarui: 12 April 2021   18:30 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Warujajar, Cianjur, Jawa Barat menyantap nasi liwet bersama-sama di sepanjang Jalan Hasyim Asyari, Rabu (01/05/2019) petang dalam rangka Papajar menyambut datangnya bulan Ramadan(KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Papajar adalah sebuah tradisi yang biasa dilakukan oleh umat Islam atau masyarakat muslim yang ada di Kabupaten Cianjur sebelum atau setiap menjelang datangnya bulan suci Ramadhan (bulan Puasa). Tradisi ini sudah sejak lama dilakukan, baik oleh mereka yang ada di perkotaan maupun mereka yang ada di pedesaan.

Tua-muda, laki-laki-perempuan, dan anak-anak-orang tua, semua melakukan tradisi Papajar dengan riang gembira. Mereka sangat antusias dan menikmati tradisi itu.

Tradisi Papajar pada dasarnya merupakan bentuk ekspresi rasa senang dan gembira dengan datangnya bulan suci Ramadhan. Tradisi tersebut sudah sejak puluhan tahun yang lalu dilakukan oleh umat Islam yang ada di Kabupaten Cianjur.

Tradisi Papajar umumnya mulai dilakukan setelah pertengahan Bulan Sya'ban. Namun tradisi Papajar lebih sering dilakukan seminggu atau beberapa hari sebelum masuk bulan Ramadhan alias bulan puasa.

Pada umumnya ada dua kegiatan yang dilakukan dalam Papajar, Pertama, piknik alias pergi ke tempat wisata dan kedua, makan-makan. Baik pergi ke tempat wisata atau makan-makan, keduanya dilakukan secara bersama-sama dengan kerabat, teman, tetangga atau siapa saja.

Mereka yang melakukan Papajar, pergi ke tempat wisata bersama-sama dengan kerabat, teman, tetangga atau yang lainnya sambil membawa bekal makanan cukup banyak. Nanti di tempat wisata mereka akan membuka bekal makanan itu dan memakannya secara beramai-ramai.

Salah satu tempat wisata yang menjadi favorit masyarakat muslim kabupaten Cianjur setiap kali melakukan papajar adalah pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

Walaupun jarak tempuh Cianjur-Pelabuhan Ratu cukup jauh, bukan suatu halangan bagi masyarakat muslim kabupaten Cianjur melakukan Papajar ke sana.

Tempat wisata favorit lain masyarakat muslim kabupaten Cianjur setiap kali melakukan papajar adalah Kebun Raya Cibodas, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

Di samping tempatnya luas, Kebun Raya Cibodas juga memiliki udara yang sejuk nan menyegarkan. Tak mengherankan jika Kebun Raya Cibodas dijadikan tempat Papajar.

Selain pantai Pelabuhan Ratu dan Kebun Raya Cibodas, Cipanas, Cianjur, beberapa tempat wisata lain yang masih berada di Cianjur juga sering dijadikan tempat Papajar. Seperti pantai (bendungan) Jangari, Taman Bunga Nusantara, atau yang terbaru Wana Wisata Pokland (Pongpok Landak).

Bagi mereka yang tidak sempat melakukan Papajar ke tempat wisata, mereka cukup berkunjung ke tempat kerabat sambil makan-makan bersama di sana. Saling kunjung mengunjungi antar kerabat untuk melakukan Papajar adalah hal biasa dilakukan oleh masyarakat muslim kabupaten Cianjur.

Papajar juga biasa dilakukan hanya dengan makan bersama-sama di tempat masing-masing. Misalnya di lingkungan sekitar tempat tinggal atau di lingkungan tempat kerja.

Biasanya nasi yang disiapkan dan dihidangkan dalam Papajar bukan nasi biasa, tapi nasi liwet. Mereka yang melakukan Papajar menanak nasi liwet dan lauknya secara beramai-ramai di tempat terbuka, seperti halaman rumah misalnya.

Setelah matang nasi liwet tidak dihidangkan di atas piring, tapi dihidangkan di atas daun pisang yang dijejerkan memanjang. Lauk dan sambalnya pun disebar secara merata di atas nasi liwet yang sudah dihidangkan itu.

Orang-orang kemudian duduk berjejer di pinggir daun pisang itu dengan jarak yang beraturan. Setelah dikomando barulah mereka mulai makan nasi liwet itu secara bersamaan. Rame dan seru.

Warga Warujajar, Cianjur, Jawa Barat menyantap nasi liwet bersama-sama di sepanjang Jalan Hasyim Asyari, Rabu (01/05/2019) petang dalam rangka Papajar menyambut datangnya bulan Ramadan(KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)
Warga Warujajar, Cianjur, Jawa Barat menyantap nasi liwet bersama-sama di sepanjang Jalan Hasyim Asyari, Rabu (01/05/2019) petang dalam rangka Papajar menyambut datangnya bulan Ramadan(KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)
Akan tetapi setelah adanya Pandemi covid-19 yang melanda tanah air mulai tahun 2020 kemarin, tradisi Papajar menjadi ambyar. Tradisi Papajar yang melibatkan kerumunan banyak orang tentu beresiko jika dilakukan.

Dalam situasi pandemi seperti saat ini semua harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan tidak melakukan kerumunan dan dengan tetap menjaga jarak.

Walau pun pandemi covid-19 saat ini belum berakhir, namun situasinya agak berbeda dengan tahun kemarin di awal adanya pandemi. Waktu adanya pandemi hampir semua orang merasa sangat takut dengan virus corona.

Namun saat ini sebagian masyarakat banyak yang sudah tidak peduli lagi dengan adanya pandemi. Mereka sudah tidak takut, bahkan banyak yang tidak percaya dengan adanya virus corona.

Oleh karena itu di tahun kedua ini adanya pandemi covid-19 sebagian masyarakat muslim kabupaten Cianjur ada yang kembali melakukan Papajar. Banyak dari mereka yang tidak tahan untuk melakukan tradisi Papajar seperti biasa.

Hal itu tentu suatu hal yang kurang baik. Bisa dipastikan literasi mereka tentang pandemi covid-19 rendah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun