Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tradisi Peringatan Isra Mi'raj di Masa Pandemi

11 Maret 2021   12:01 Diperbarui: 11 Maret 2021   13:48 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah "Isra" berarti perjalanan Nabi SAW dari Masjid Al-Haram yang ada di kota mekkah ke Masjid Al-Aqsha yang ada di Palestina. Melihat jarak  antara kedua masjid itu nampaknya perjalanan "Isra" Nabi SAW merupakan sesuatu yang mustahil. Sebab jarak antara kota Mekkah dan kota Yerusalem berjarak  kurang lebih 1.500 km.

Pertanyaannya, berapa kecepatan perjalanan Nabi SAW waktu itu? Kalau kecepatan perjalanan beliau diasumsikan 100 km/jam saja, berarti butuh waktu 15 jam untuk sampai ke Masjid Al-Aqsha dari Masjid Al-Haram. Padahal waktu itu tidak ada kendaraan yang kecepatannya mencapai 100 km/jam.

Dalam hal ini sangat penting memahami bunyi teks QS 17 : 1. Di sana disebutkan bahwa Allah SWT memperjalankan hamba-Nya (Nabi SAW ). Artinya bukan Nabi SAW sendiri yang berjalan. Kalau Nabi SAW sendiri yang berjalan, jelas sangat mustahil bisa menempuh perjalanan dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha dalam tempo yang singkat.    

Hal ini bisa kita analogikan dengan "logika" semut misalnya. Kecepatan berjalan seekor semut banyak disebutkan sekira 0,5 km/jam. Walau tentu saja ada jenis semut tertentu yang lebih cepat dari itu, atau mungkin lebih lambat.

Kalau semut berjalan dari Bandung ke Jakarta dengan kecepatan 0,5 km/jam, maka semut membutuhkan waktu sekira 300 jam. Sebab jarak Bandung-Jakarta kurang lebih 150 km. 

Akan tetapi semut bisa sampai ke Jakarta dari Bandung hanya dengan waktu 2-3 jam saja. Kok bisa? Ya sangat bisa.

Syaratnya semut tidak berjalan tapi diperjalankan. Artinya semut tidak berjalan sendiri melainkan dinaikkan ke mobil misalnya.

Begitupula Nabi SAW. Walau pun jarak Mekkah-Yerusalem sangat jauh, tapi  beliau bisa menempuhnya dalam waktu yang singkat. Sebab Nabi SAW tidak berjalan, melainkan diperjalankan.

Kemudian dalam peristiwa "Mi'raj" lebih spektakuler lagi. Istilah "Mi'raj" yang berarti Nabi SAW dinaikkan dari Masjid Al-Aqsha ke Sidratul Muntaha yang ada di langit yang sangat jauh.

Sidratul Muntaha adalah tempat metafisik. Entah berapa jauh jarak dari Yerusalem ke Sidratul Muntaha tersebut.

Andaikan saja Sidratul Muntaha berada di posisi yang jaraknya sama dengan matahari. Berarti jarak Masjid Al-Aqsha ke Sidratul Muntaha sekira 150 juta km. Membutuhkan waktu sangat  lama untuk sampai ke sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun