Jhoni Allen Marbun adalah satu dari tujuh orang kader senior Partai Demokrat yang diberhentikan oleh DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Partai Demokrat. Jhoni Allen Marbun beserta enam orang lainnya, yaitu Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Syofwatillah Mohzaib, Ahmad Yahya, dan Marzuki Alie diberhentikan secara tidak hormat, sebagaimana telah disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra pada Jum'at siang (26/02).
Jhoni Allen Marbun merupakan satu-satunya kader Partai Demokrat aktif yang diberhentikan oleh DPP Partai Demokrat. Sebelum diberhentikan, Jhoni tercatat sebagai anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Demokrat.
Sedangkan enam orang lainnya yang diberhentikan secara tidak hormat oleh DPP Partai Demokrat, adalah kader Partai Demokrat non aktif. Marzuki Alie misalnya, ia sudah lama tidak aktif di Partai Demokrat sejak lebih dari enam tahun yang lalu.
Sebagaimana kader Partai Demokrat lain yang diberhentikan, Jhoni Allen Marbun pun memberikan reaksi terhadap Partai Demokrat dan juga terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain terhadap Partai Demokrat, Jhoni Allen Marbun secara khusus melancarkan sejumlah serangan yang ditujukan kepada Ketua Majlis Tinggi Partai Demokrat, SBY.
Serangan awal yang dilancarkan Jhoni Allen kepada SBY adalah tentang status SBY di Partai Demokrat. Sebagaimana dilansir detik.com (01/03), Jhoni Allen Marbun menyebut SBY bukanlah pendiri Partai Demokrat. Menurutnya, SBY baru bergabung dengan Partai Demokrat setelah partai itu lolos verifikasi KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai kontestan Pemilihan Umum (Pemilu) 2004.
Oleh karena itu SBY dalam pandangan Jhoni Allen bukanlah orang yang berkeringat, apalagi berdarah-darah bagi Partai Demokrat. Lolosnya Partai Demokrat menjadi kontestan Pemilu 2004 bukan keringat SBY, tapi merupakan hasil kerja keras seluruh pendiri dan pengurus di seluruh Indonesia.
Lebih jauh lagi Jhoni Allen menuding bahwa SBY lah sebenarnya yang telah melakukan kudeta di Partai Demokrat. Hal itu SBY lakukan ketika kepemimpinan Anas Urbaningrum. Waktu itu SBY dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina kemudian mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dengan membentuk Presidium (tribunnews.com.01/03).
Selanjutnya menurut Jhoni Allen, di Kongres Partai Demokrat tahun 2015 SBY melakukan rekayasa agar SBY menjadi calon tunggal. Oleh karenanya dalam kongres itu SBY kemudian terpilih menjadi ketua umum.
Masih menurut Jhoni Allen, SBY kembali melakukan rekayasa di kongres Partai Demokrat tahun 2020. Waktu itu SBY mendesain para ketua DPD (Dewan Pengurus Daerah) Partai Demokrat untuk mendeklarasikan putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon ketua umum. SBY mengarahkan para ketua DPD untuk memilih AHY secara aklamasi.
Serangan yang dilancarkan Jhoni Allen pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh kader Partai Demokrat lain yang sama-sama diberhentikan secara tidak hormat oleh DPP Partai Demokrat. Serangan yang dilancarkan Jhoni Allen terutama mirip dengan apa yang disampikan oleh Darmizal dan Marzuki Alie.
Sejumlah serangan yang dilakukan Jhoni Allen di atas cukup tajam dan menohok, baik bagi Partai Demokrat apalagi bagi SBY secara pribadi. Targetnya tentu untuk men-down grade Partai Demokrat dan SBY secara personal.