Darmizal lah pihak yang secara terang-terangan memandang perlu diselenggarakannya KLB (Kongres Luar Biasa) Partai Demokrat. Darmizal pula yang menginginkan pergantian kepemimpinan di Partai Demokrat.
"KLB ini gerakan alamiah demokrasi, sangat sehat, dan bagus untuk titik balik menjemput masa depan cemerlang di bawah kepemimpinan baru yang matang, mumpuni, berpengalaman panjang mengabdi NKRI". Begitu pernyataan Darmizal seperti dilansir sindonews.com (25/02).
Darmizal adalah mantan ketua komisi pengawas Partai Demokrat. Ia juga mengaku sebagai pendiri Partai Demokrat. Ia juga yang menyatakan bahwa SBY bukanlah pendiri partai berlambang bintang mercy itu.
Bahkan dengan tegas Darmizal menyebut SBY lah yang sebenarnya telah melakukan kudeta terhadap para pendiri Partai Demokrat. SBY sebelumnya adalah orang luar yang diundang masuk ke dalam Partai Demokrat.(okezone.com, 23/02). Begitu versi dari Darmizal.
Apa yang disampaikan oleh Darmizal bisa benar bisa tidak. Itu adalah sebuah pernyataan subjektif. Mengenai hal ini pihak Partai Demokrat tentu memiliki "bukti sejarah" sendiri.
Andaikan saja apa yang disampaikan oleh Darmizal itu 100nar, bahwa SBY bukanlah pendiri dan hanya tamu di Partai Demokrat. Akan tetapi faktanya Partai Demokrat pernah menjadi partai politik terbesar adalah karena faktor SBY.
Publik tidak pernah tahu nama Darmizal atau nama lainnya. Publik tahunya nama SBY, alias Susilo Bambang Yudhoyono.
Waktu itu nama SBY begitu populer dan dielu-elukan. Aura SBY begitu kuat. Buktinya banyak orang, banyak tokoh merapat ke Partai Demokrat karena ada SBY di sana. Kalau pun setelah SBY habis dua periode dan popularitasnya menurun, kemudian banyak orang atau banyak tokoh loncat pagar kembali ke luar pagar Partai Demokrat, itu soal lain.
Saya masih ingat, menjelang Pemilu 2004 lalu pernah kedatangan kerabat jauh. Ia mengajak untuk bergabung masuk Partai Demokrat. Namun saya tidak mau karena tertarik untuk menjadi pengurus partai itu.
Sebelumnya saya tanya kerabat jauh itu, mengapa ia mau masuk menjadi pengurus Partai Demokrat? Ia menjawab karena ada Pak SBY. Ia sebut Pak SBY keren, seorang jenderal, tinggi besar, ganteng, dan juga pintar.k
Begitu pula banyak tetangga menjadi pemilih Partai Demokrat di Pemilu 2004 dan 2009 juga karena alasan yang sama. Alasan itu apalagi kalau bukan SBY.