Hujan yang mengguyur sejumlah provinsi yang ada di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi terutama sejak awal bulan Januari lalu sampai bulan Februari ini lalu telah mengakibatkan musibah banjir di banyak tempat.Â
Sejumlah tempat di provinsi Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan tentu saja DKI Jakarta tergenang air hujan cukup parah. Selain menelan banyak korban harta yang tidak sedikit, di beberapa tempat bahkan banjir ada yang sampai menelan korban jiwa.
Kita semua tentu saja merasa prihatin dengan musibah ini. Semoga saudara-saudara kita yang terkena muusibah diberi kekuatan dan kesabaran. Tak kalah pentingnya pula, semoga musibah banjir segera berakhir.
Terjadinya musibah banjir di sejumlah tempat itu sejak awal tahun ini memang sudah diprediksi oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), mengingat sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memasuki puncak musim hujan. Selain itu ada potensi terjadinya cuaca ekstem, sehingga BMKG mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Selain karena faktor alam, yakni bahwa saat ini memang telah memasuki puncak musim hujan dan adanya cuaca ekstrem, banjir juga tidak terlepas dari faktor manusia itu sendiri. Seperti karena manusia mengeksploitasi alam secara membabi buta, membuang sampah sembarangan, termasuk mendirikan bangunan di atas tanah resapan air atau di bantaran kali, dan lain-lain.
Jadi karena dua faktor di atas, menjadi "wajar" jika banjir datang menerjang tanpa melihat wilayah atau daerah. Artinya memang "wajar" jika banjir terjadi di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, atau daerah lainnya.
Dalam masalah banjir di antara beberapa wilayah provinsi di atas, yang paling rawan banjir tentu DKI Jakarta. Hal itu karena DKI Jakarta merupakan wilayah yang paling padat di antara wilayah-wilayah lain. Banyak daerah resapan air di sana sudah sejak lama ditanami gedung-gedung tinggi dan bantaran kali banyak dijadikan tempat hunian.
Tidak heran jika curah hujan cukup tinggi, air akan langsung meluap masuk ke pemukiman-pemukiman dan menggenangi banyak tempat lainnya. Apalagi jika dalam waktu bersamaan wilayah Jakarta mendapat "air kiriman" dari daerah Bogor, banjir yang terjadi pun akan semakin parah.
Belakangan ini sepertinya banjir tidak lagi menjadi "milik" Jakarta. Banyak daerah lainnya yang juga terkena banjir cukup parah. Mungkin sejumlah daerah yang mengalami banjir cukup parah itu memiliki kondisi sudah mirip dengan Jakarta. Seperti kepadatan pemukiman, banyaknya bangunan yang menutup daerah resapan air, dan lain-lain.
Daerah Bekasi, Jawa Barat misalnya. Banjir yang terjadi di sana saat ini merendam empat desa dan melumpuhkan jalur Pantura Bekasi-Karawang.
Demikian pula daerah yang ada di Jawa Barat lainnya, Karawang lebih parah lagi. Tercatat ada 15 kecamatan yang ada di Karawang dan sebanyak 28.329 jiwa terdampak banjir.
Kondisi yang tak jauh berbeda terjadi pula di daerah Tangerang, Banten. Banyak rumah terendam sampai berhari-hari. Ada 12 kecamatan dan sekira 15.000 jiwa terdampak banjir yang terjadi di sana.
Sebelumnya pada pertengahan Januari lalu kita dikejutkan dengan banjir besar yang melanda Kalimantan Selatan. Banjir besar yang terjadi waktu itu bisa dikatakan sungguh luar biasa.
Daerah yang terdampak banjir di Kalimantan Selatan mencapai 11 kabupaten/kota dan menyebabkan 113.420 warga mengungsi. Selain itu ada 99.258 rumah, 628 sekolah, dan 609 tempat ibadah ikut terdampak  banjir besar tersebut.
Curah hujan yang tinggi ditengarai sebagai faktor penyebab terjadinya banjir besar di Kalimantan Selatan tersebut. Akan tetapi banyak pihak berpandangan bahwa faktor eksploitasi alam yang jor-joran juga menjadi faktor penyebab lain terjadinya banjir besar di sana.
Jakarta memang sudah identik dengan banjir. Namun saat ini banyak wilayah atau daerah lain yang juga sudah mulai "langganan" terkena banjir. Hal ini tentu cukup mengkhawatirkan dan perlu langkah preventif dari semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H