Saya juga mengenal dengan baik Kang Jalal melalui buku karyanya yang lain, yakni "Psikologi Komunikasi". Bahasa dan gaya bahasa buku tersebut cukup menarik dan isinya cukup penting, baik bagi mereka yang baru mengenal Ilmu Komunikasi maupun bagi mereka yang sudah lama mengenal Ilmu Komunikasi.
Sebagai pakar komunikasi, bahasa lisan dan bahasa tulisan Kang Jalal tidak jauh berbeda, sama menariknya. Sama halnya dengan isi atau materi dari apa yang disampaikan oleh Kang Jalal, juga tidak kurang menariknya.
Oleh karena itu tidak aneh jika pemikiran Kang Jalal sewaktu masih muda (kisaran tahun 80-90 an) kemudian digandrungi oleh banyak aktifis kampus. Selain Kang Jalal, ada tiga tokoh pemikir dan intelektual kampus lain waktu itu yang juga sama-sama menjadi idola kalangan muda Islam. Ketiganya adalah Amien Rais, Nurcholish Madjid (alm.), dan juga Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (alm.).
Pemikiran keempat tokoh pemikir dan intelektual itu, yakni Kang Jalal, Amien Rais, Nurcholish Madjid, dan Abdurrahman Wahid tak jarang dijadikan bahan penelitian ilmiah, baik untuk skripsi, tesis, maupun disertasi. Pemikiran mereka juga banyak dijadikan referensi  oleh banyak pihak.
Kini Kang Jalal telah tiada menyusul dua pemikir dan intelektual lain yang telah lebih dulu pergi, yakni Nurcholish Madjid Abdurrahman Wahid. Berarti dari keempat pemikir dan intelektual kampus yang pernah menjadi idola kalangan akademisi itu tinggal tersisa Amien Rais seorang.
Kang Jalal telah kembali kepada sang Pencipta. Semoga ia mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H