Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyikapi Musibah di Tengah Wabah, Harus Ekstra Tabah

18 Januari 2021   09:28 Diperbarui: 19 Januari 2021   02:07 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Warga melintasi banjir yang menggenangi kawasan padat penduduk di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (15/1/2021). (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S via kompas.com)

"Banyak sekali "teori" mengenai sabar atau tabah ini. Akan tetapi pada intinya semua sama, yaitu sebuah kemampuan mengendalikan diri atau "menahan" diri. Baik menahan diri dari amarah, putus asa, gelisah, atau dari melakukan sesuatu yang terburu nafsu."

Sudah hampir satu tahun kita semua berperang menghadapi wabah virus corona (covid-19). Tak terhitung lagi berapa besar kerugian materi yang kita alami karena wabah virus corona (covid-19) tersebut. Belum lagi korban jiwa yang jumlahnya sampai saat ini sudah mencapai puluhan ribu orang. 

Selama kita menghadapi wabah virus corona (covid-19) tersebut, kita sangat kerepotan, Segala daya dan upaya pemerintah bersama masyarakat telah dikerahkan. Akan tetapi sampai saat ini wabah virus corona (covid-19) belum juga beranjak pergi.

Alih-alih pergi, wabah virus corona (covid-19) sekarang ini seperti semakin menjadi. Bahkan di sejumlah daerah, baik yang ada di (pulau) Jawa maupun di luar Jawa kasus terinfeksi wabah virus corona ini terus meningkat sehingga daerah-daerah tersebut menjadi zona merah. Sampai pekan kedua bulan Januari ini tak kurang dari 70 daerah di indonesia dinyatakan sebagai zona merah.

Dalam kondisi seperti itu, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Berbarengan dengan mulai datangnya musim hujan, musibah berupa bencana alam seperti longsor dan banjir datang menimpa beberapa daerah.

Musibah longsor cukup dahsyat terjadi di daerah Sumedang, Sabtu (9/01) lalu. Korban meninggal akibat longsor tersebut berjumlah 25 orang, 15 korban belum ditemukan, dan puluhan orang mengalami luka-luka.

Selain di Sumedang, longsor juga terjadi di Manado (17/01). Walau pun korban jiwa tidak sebanyak korban longsor di Sumedang, tetapi kerugian materi akibat longsor tersebut tidaklah sedikit.

Sementara musibah banjir antara lain terjadi di Batam, Tanjungpinang, Demak, Bandung, dan Indramayu. Akan tetapi banjir yang terbilang dahsyat adalah banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (12/01).

Ada 7 kabupaten/kota yang terdampak banjir besar di Kalimantan Selatan. Tercatat 21.111 rumah terendam dan 112.709 warga mengungsi akibat banjir tersebut.

Selain musibah longsor dan banjir, di beberapa daerah terjadi pula musibah gempa dan letusan gunung berapi. Gempa terjadi di Sumatera Utara dan Aceh, Sabtu (16/01). 

Gempa dengan kekuatan lebih besar terjadi sehari sebelumnya di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Kamis (14/01) dan Jum'at (15/01). Gempa di kedua kota itu telah menyebabkan delapan orang meninggal dunia, sekira 637 orang luka-luka, dan sekira 15.000 jiwa mengungsi.

Sementara itu letusan gunung berapi terjadi di Probolinggo (Jawa Timur), Sabtu (16/01), yaitu karena meletusnya gunung Semeru. Selain itu sejak beberapa hari yang lalu sampai saat ini gunung Merapi (Yogyakarta) terus erupsi, mengeluarkan guguran lava dan awan panas.

Menghadapi wabah virus corona (covid-19) yang sudah hampir satu tahun itu saja energi kita cukup terkuras. Banyak warga masyarakat yang terdampak, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Apalagi sekarang ditambah dengan banyak musibah berupa bencana alam, tentu menjadi beban berat berlipat-lipat bagi warga masyarakat yang terdampak.

Di sinilah diperlukan sebuah sikap tabah yang luar biasa. Kalau tidak, bisa jadi orang akan terjerumus kepada sikap putus asa dan mengalami stres berat atau mengalami gangguan kesehatan mental.

Memiliki sikap tabah di tengah musibah yang berlapis-lapis memang tidaklah mudah. Hal itu hanya mudah diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan.

Secara umum istilah atau kata "tabah" biasa diartikan sebagai sinonim dari istilah atau kata "sabar". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pun diartikan demikian.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sabar diartikan sebagai sikap yang tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati). Selain itu sabar juga diartikan sebagai sikap tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu.

Sedangkan dalam wikipedia.org, sabar dartikan sebagai suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. 

Sabar sering dipandang sebagai sebuah kemampuan mengendalikan diri yang sekaligus juga dipandang sebagai sikap yang bernilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa yang memilikinya.

Banyak sekali "teori" mengenai sabar atau tabah ini. Akan tetapi pada intinya semua sama, yaitu sebuah kemampuan mengendalikan diri atau "menahan" diri. Baik menahan diri dari amarah, putus asa, gelisah, atau dari melakukan sesuatu yang terburu nafsu.

Musibah, dalam kehidupan manusia mungkin bisa dikatakan sebagai sesuatu yang inheren. Musibah merupakan sebuah "konsekuensi" dari kehidupan manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu musibah bisa menimpa umat manusia di mana saja dan kapan saja.

Hanya saja bentuk musibah yang menimpa mungkin berbeda-beda. Saat ini selain wabah virus corona, kita juga mendapatkan musibah banjir, longsor, gempa, dan letusan gunung berapi. Sementara orang-orang yang ada di luar sana juga sedang menghadapi musibah dalam bentuk lain.

Selain sama-sama sedang menghadapi wabah virus corona, banyak pula orang di luar sana yang sedang menghadapi musibah berupa kebakaran hutan yang dahsyat misalnya, badai, peperangan yang tiada henti, kemiskinan, dan sebagainya.

Jadi musibah tidak hanya ekslusif menimpa kita yang ada di Indonesia, tapi juga mereka yang ada di luar negara kita. 

Dalam hal ini kita tidak harus merasa paling menderita, sebab orang lain juga ternyata sama menderita dengan kita. Bahkan mungkin saja penderitaan yang mereka rasakan lebih berat dari apa yang kita rasakan.

Sikap ekstra tabah atau sabar lah yang diperlukan kita saat ini. Tidak mudah memang, tapi harus kita lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun