Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gatot Nurmantyo dan KAMI Sepi Publikasi, Sedang "Hibernasi"?

9 Januari 2021   11:52 Diperbarui: 9 Januari 2021   11:59 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gatot Nurmantyo di sela-sela acara KAMI (tribunnews.com/Rina Ayu)

 

Nama mantan Panglima TNI Jenderala TNI Gatot Nurmatyo dan organisasi yang didirikannya bersama sejumlah tokoh nasional, yakni KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) saat ini seolah tenggelam. Meminjam jargon iklan sebuah merek mobil era tahun 1990 an, suara Gatot Nurmantyo dan KAMI "nyaris tak terdengar".

Hal itu sangat kontradiksi dengan waktu awal-awal pasca deklarasi KAMI. Waktu itu publikasi tentang Gatot Nurmantyo dan KAMI begitu marak. Gatot Nurmantyo beserta KAMI sangat gencar touring ke daerah-daerah melakukan sosialisasi sambil deklarasi.

Apa yang dilakukan oleh Gatot Nurmantyo beserta KAMI waktu itu menjadi bahan publikasi banyak media, bahkan tak jarang menjadi topik utama pemberitaan. Hal itu karena segala aktiitas Gatot Nurmantyo beserta KAMI seringkali menimbulkan kontroversi, berujung kericuhan dan pembubaran.

Cukup gencar dan masifnya aktivitas Gatot Nurmantyo dan KAMI kemudian memunculkan spekulasi tentang Gatot Nurmantyo sendiri. Gatot Nurmantyo ditengarai oleh sejumlah pihak memiliki agenda politik, yakni demi kepentingan Pilpres 2024. Gatot Nurmantyo disebut-sebut berkeinginan maju sebagai calon presiden.

Walau pun tidak mengatakan secara terus terang, Gatot Nurmantyo tidak menampik "tuduhan" sejumlah pihak  bahwa dirinya berkeinginan maju sebagai calon presiden. Gatot saat itu mengatakan secara diplomatis bahwa sah-sah saja kalau dirinya punya keinginan menjadi presiden.

Nama Gatot Nurmantyo pun  masuk bursa calon presiden bersama beberapa tokoh lain seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, dan lain-lain. Walau pun berdasarkan beberapa lembaga survei elektabilitas Gatot Nurmantyo tidak terlalu tinggi, tapi elektabilitas Gatot Nurmantyo juga tidak termasuk rendah.

Tanggal 13 Oktober 2020, sejumlah tokoh KAMI ditangkap oleh pihak kepolisian. Mereka antara lain Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana.

Atas ditangkapnya sejumlah tokoh KAMI itu, Gatot Nurmantyo dan beberapa tokoh KAMI yang lain seperti Din Syamsudin dan Rochmat Wahab masih bersuara keras dan mengecam aksi penangkapan itu. Akan tetapi setelah ditangkapnya sejumlah tokoh KAMI itu, Gatot Nurmantyo dan beberapa tokoh KAMI kelihatan mulai melempem, mulai kendur melakukan sosialisasi dan deklarasi. Bahkan bisa dikatakan tak pernah melakukannya lagi.

Gatot Nurmantyo dan KAMI semakin minim publikasi setelah pihak pemerintah dan kepolisian "mengobok-obok" keberadaan FPI (Front Pembela Islam) dan menahan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab pada pertengahan Desember lalu. Gatot Nurmantyo dan KAMI seperti hilang dari muka bumi.

Ke mana gerangan Gatot Nurmantyo dan tokoh-tokoh KAMI saat ini. Apakah  mereka"sembunyi demi menyelamatkan diri" ? 

Kalau untuk ukuran orang atau masyarakat biasa, bisa jadi apa yang dilakukan Gatot Nurmantyo dan dan tokoh-tokoh KAMI saat ini bisa disebut "sembunyi demi menyelamatkan diri".  Namun untuk ukuran orang seperti Gatot Nurmantyo dan tokoh-tokoh KAMI, rasanya agak janggal jika dikatakan sebagai bentuk "sembunyi demi menyelamatkan diri".    

Gatot Nurmantyo adalah mantan  prajurit dan mantan panglima TNI. Begitu pula tokoh-tokoh KAMI yang lain bukan tokoh kemarin sore. Mereka pasti memiliki nyali di atas  rata-rata orang atau masyarakat biasa.

Gatot Nurmantyo dan sejumlah tokoh KAMI sepi publikasi, tak bersuara, atau seperti hilang dari muka bumi saat ini, mungkin bisa dianalogikan sebagai sedang "hibernasi".  Mereka sedang menghemat energi, tiarap sambil menyusun, menyiapkan, atau merancang strategi apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Gatot Nurmantyo dan sejumlah tokoh KAMI melakukan "hibernasi" karena mungkin  dalam kalkulasi politik mereka, situasi saat  ini sedang "musim dingin". Mereka merasa perlu untuk melakukan "hibernasi' demi  eksistensi mereka selanjutnya.

Sampai kapan Gatot Nurmantyo dan sejumlah tokoh KAMI melakukan "hibernasi"? Bisa jadi sebulan, dua bulan, tiga bulan, atau mungkin juga lebih dari itu.

Hanya yang jelas, Gatot Nurmantyo dan sejumlah tokoh KAMI tak mungkin melakukan "hibernasi" selamanya. Suatu saat nanti di waktu yang mereka rasa tepat, mereka akan  muncul kembali, keluar dari "hibernasi".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun