Fase penyisihan grup Liga Champions musim 2020-2021 telah berakhir Kamis (10/12). Sebanyak 16 tim dari 8 grup sudah memastikan diri maju ke fase selanjutnya, fase knock out 16 Besar.
Sebanyak tujuh dari delapan tim unggulan yang menempati pot 1 waktu pengundian grup, yakni Bayern Munchen, Sevilla, Real Madrid, Liverpool, Juventus, PSG, dan FC Porto, berhasil lolos ke fase 16 besar. Sementara satu tim unggulan pot 1 lain, yakni Zenith St. Petersburg gagal melenggang ke fase tersebut.
Kemudian lima dari delapan tim unggulan yang menempati pot 2, juga berhasil lolos ke fase 16 besar. Mereka adalah Barcelona, Atletico Madrid, Manchester  City,  Borussia Dortmund, dan Chelsea. Tiga tim unggulan yang menempati pot 2 lainnya, yakni Manchester United, Shakhtar Donetsk, dan Ajax Amsterdam gagal mengikuti lima tim tadi.
Sementara tim unggulan yang menempati pot 3, dari delapan tim hanya ada tiga tim yang juga berhasil lolos ke fase 16 besar. Mereka adalah RB Leipzig, Lazio, dan Atalanta. Lima tim unggulan yang menempati pot 3 lainnya, yakni Dynamo Kiev, FC Salzburg, Internazionale Milan, Olympiakos, dan Krasnodar harus terhenti di fase penyisihan grup.
Sedangkan tim unggulan yang menempati pot 4, dari delapan tim hanya ada satu tim saja yang berhasil lolos ke fase 16 besar, yaitu Borussia Monchengladbach. Tujuh tim lain minus Club Brugge, yaitu Locomotiv Moscow, Marseille, Istanbul Basaksehir, Midtjylland, Rennes, dan Ferencvaros, hanya menjadi penghuni juru kunci di grup masing-masing.
Kriteria tim unggulan yang terbagi kepada empat pot versi UEFA adalah berdasarkan urutan di klasemen akhir kompetisi di liga masing-masing negara Eropa. Khusus untuk pot 1, merupakan tim yang menjadi juara di enam kompetisi elit Eropa ditambah juara Liga Champions dan juara Liga Eropa.
Sejatinya "kriteria tim unggulan" versi UEFA tidak relevan lagi digunakan di fase 16 besar. Sebab faktanya, tim unggulan di fase penyisihan grup ternyata tidak semua menampilkan performa yang hebat. Terbukti beberapa diantaranya gagal lolos ke fase selanjutnya.
Sesungguhnya "kriteria tim unggulan" di fase 16 besar akan lebih fair jika menggunakan ukuran performa tim selama babak penyisihan. Baik dari segi perolehan poin, agregat gol, atau kecepatan memastikan lolos ke babak 16 besar. Semua itu merupakan gambaran aktual tentang kekuatan sebuah tim.
Dalam hal ini UEFA juga memang menggunakan ukuran performa tim untuk menentukan tim unggulan di fase 16 besar, sekaligus untuk menentukan tim siapa menghadapi siapa. Akan tetapi ukurannya hanya "juara" dan "runner up" grup, bukan dilihat dari segi perolehan poin, agregat gol, atau kecepatan memastikan lolos ke babak 16 besar.
Padahal performa tim yang menjadi juara grup dan otomatis menjadi unggulan di fase 16 besar, bisa jadi kalah hebat dengan performa runner up di grup lain. Real Madrid misalnya. Tim asal Spanyol itu memang juara grup B, tapi performanya kalah ciamik dengan tim Spanyol lainnya, Sevilla yang menjadi runner up di grup E.
Performa Real Madrid sangat mengkhawatirkan. Madrid hampir tidak lolos dan baru bisa memastikan diri lolos ke fase 16 besar di pertandingan terakhir penyisihan grup. Sementara Sevilla sudah bisa memastikan diri lolos ke fase 16 besar ketika penyisihan grup baru menginjak empat pertandingan.
