Pemerintah Indonesia dalam hal ini telah melakukan tindakan antisipasi dengan mendatangkan salah satu vaksin dikembangkan dan diproduksi oleh Sinovac Biotech Ltd., yakni Vaksin CoronaVac atau Vaksin Sinovac. Pemerintah Indonesia memilih vaksin tersebut karena mungkin dinilai "lebih cocok" bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan Minggu (6/12) sekira pukul 21.30 WIB, vaksin dimaksud dikabarkan telah tiba di Indoensia. Sementara indonesia baru memesan 1,2 juta dosis vaksin. Kabar tersebut tentu merupakan sebuah kabar baik dan menggembirakan.
Akan tetapi vaksin CoronaVac atau Vaksin Sinovac tersebut tidak serta merta bisa langsung digunakan. Sebab harus melalui serangkaian pengujian oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan MUI (Majlis Ulama Indonesia) terlebih dahulu.
Kendati demikian, dengan hadirnya vaksin CoronaVac atau Vaksin Sinovac tersebut  sudah menjadi sebuah asa baru. Hal itu juga akan mengurangi kekhawatiran dan kegundahan pemerintah dan rakyat Indonesia.
Apakah dengan ditemukannya beberapa vaksin itu pandemi Covid 19 yang telah hampir satu tahun "menginvasi" masyarakat dunia akan berakhir ? Harapan kita dan siapa saja tentu demikian.
Profesor Ugur Sahin, Kepala Eksekutif BioNTech, perusahaan yang bekerjasama dengan Pfizer, produsen vaksin Pfizer optimis bahwa vaksinnya bisa menghentikan pandemi. Pihak Pfizer dan BioNTech sendiri menyebut vaksin yang mereka kembangkan telah melampaui ekspektasi pada uji klinis tahap 3, 90 persen efektif mencegah gejala virus corona (covid 19).
Menurut Sahin, Vaksin Pfizer yang mereka kembangkan disebutnya mampu menghalangi virus corona mendapat akses masuk ke sel-sel manusia. Bahkan seandainya virus tetap menemukan jalan masuk, sel-T akan memusnahkannya.
Apa yang disampaikan Sahin dan pihak Pfizer/BioNTech tentu sebuah hal yang  menggembirakan. Akan tetapi kita harus memahami pula bahwa mereka adalah produsen vaksin. Seperti halnya produsen obat, tentu akan menyebut obat yang diproduksinya sebagai obat yang terbaik, paling manjur dan mujabarab.
Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organiztion) mengingatkan bahwa vaksin bukan "senjata tunggal" untuk mengakhiri pandemi. Vaksin hanya jadi salah satu alat untuk mengendalikan penyebaran virus.
Peringatan yang disampaikan WHO bisa dipahami supaya tidak ada euforia dengan adanya vaksin corona. Sebab vaksin tidak bisa berdiri sendiri, membutuhkan waktu, tidak bisa seketika menghilangkan pandemi. Oleh karena itu protokol kesehatan tetap penting untuk selalu dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H