Sejauh ini setidaknya tercatat sudah ada tujuh vaksin corona yang telah dikembangkan oleh beberapa perusahaan farmasi atau bioteknologi yang ada di lima negara, yaitu Inggris, Rusia, Amerika Serikat, Jerman, dan Cina.
Tujuh vaksin corona dimaksud adalah Vaksin AstraZeneca, Vaksin Sputnik V, Vaksin Johnson & Johnson, Vaksin Moderna, Vaksin Pfizer, Vaksin Sinopharm, dan Vaksin CoronaVac. Â
Vaksin AstraZeneca dikembangkan oleh raksasa farmasi Inggris dan Universitas Oxford, Inggris dan Vaksin Sputnik V dikembangkan oleh Institut Gamaleya, Rusia. Sementara itu Vaksin Johnson & Johnson, Vaksin Moderna, dan Vaksin Pfizer ketiganya dikembangkan oleh tiga perusahaan farmasi Amerika Serikat berbeda.
Vaksin Johnson & Johnson dikembangkan oleh perusahaan obat Johnson & Johnson, Vaksin Moderna dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Moderna Inc., dan Vaksin Pfizer dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi terkemuka Pfizer.Vaksin yang disebut terakhir dikembangkan bekerja sama dengan perusahaan jerman BioNTech.
Sedangkan Vaksin Sinopharm dan Vaksin CoronaVac, keduanya dikembangkan oleh dua perusahaan bioteknologi Cina. Vaksin Sinopharm dikembangkan oleh CNBG (China National Biotec Group) Sinopharm, sementara Vaksin CoronaVac dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd. Oleh karenanya Vaksin CoronaVac populer juga dengan sebutan Vaksin Sinovac.
Mengenai tingkat efektivitas dalam melawan virus corona, ketujuh vaksin itu, sebagaimana dilansir dari banyak sumber berbeda-beda satu sama lain. Vaksin AstraZeneca misalnya, disebut memiliki tingkat efektivitas sebesar 70%.
Kemudian tingkat efektivitas Vaksin Sputnik V sebesar 92%, Vaksin Moderna sebesar 94,5%, Vaksin Pfizer sebesar 90%, Vaksin Sinopharm sebesar 86%, dan Vaksin CoronaVac atau Vaksin Sinovac sebesar 97%.
Vaksin-vaksin di atas sampai saat ini memang belum semuanya fixed bisa digunakan karena masih dalam proses "finishing". Vaksin-vaksin itu juga belum tentu sepenuhnya aman digunakan. Tapi paling tidak vaksin-vaksin itu telah membawa angin segar dan harapan, serta mengurangi kehawatiran masyarakat dunia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang tidak luput dari pandemi Covid 19 sesungguhnya telah mencoba pula untuk mengembangkan vaksin corona. Pemerintah menggandeng Lembaga Eijkman, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas  Airlangga, dan ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk meneliti dan mengembangkan vaksin corona.
Keenam lembaga itu ditugaskan untuk meneliti dan mengembangkan vaksin corona dengan platform yang berbeda-beda, tetapi tujuannya sama. Yakni melahirkan vaksin corona bernama Vaksin Merah Putih, yang mengedepankan keamanan dan keefektifan, sehingga memenuhi kebutuhan dan menjadi solusi bagi 270 juta penduduk Indonesia.
Akan tetapi Vaksin Merah Putih ini sepertinya baru akan siap diproduksi akhir tahun 2021. Sementara kebutuhan akan vaksin corona sudah sangat mendesak. Oleh karenanya sebagai solusi, mau tidak mau Inndonesia harus  mendatangkan vaksin yang telah diproduksi oleh negara lain.