Lisan merupakan anggota badan yang sering digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan, atau apa yang diperlukan anggota badan lain. Akan tetapi lisan juga terkadang menjadi penyebab timbulnya masalah untuk  badan secara keseluruhan.
Hampir semua pertikaian, perseteruan, dan permusuhan seseorang atau kelompok selalu bermula dari lisan atau ucapan. Bahkan tawuran antar kampung atau kelompok dan peperangan antara suku atau bangsa hampir selalu dimulai dari pekerjaan lisan yang tidak baik. Mengeluarkan kata-kata yang menyinggung, menghina, melecehkan, dan kata-kata lain yang tidak baik.
Oleh karena itu menjaga lisan (hifzh al-lisan) dalam ajaran Islam merupakan ajaran yang sangat penting dan merupakan bagian dari ilmu akhlak. Baik buruk seseorang bisa  diukur dari kepiawaiannya menjaga lisan.
Imam Al-Ghazali, salah seorang ulama besar dan seorang filsuf muslim mengingatkan kita semua bahwa lisan bisa membahayakan si empunya atau orang lain jika tidak dijaga dengan baik. Menurut Imam Al-Ghazali, ada banyak bahaya lisan antara lain ucapan bohong, ucapan yang mengandung hujatan dan cacian, ucapan yang mengutuk seseorang atau satu golongan, dan ucapan yang memperolok-olok orang lain. Â
Selain itu bahaya lisan lainnya menurut Imam Al-Ghazali adalah membuka rahasia orang lain, mengejek orang lain, berjanji palsu, dan bersumpah palsu. Ucapan yang tidak bermanfaat juga menurut Imam Al-Ghazali merupakan bahaya lisan karena bisa membuat hati menjadi kasar.
Di era media sosial saat ini, tidak hanya lisan saja yang bisa dan biasa memproduksi ucapan atau kata-kata. Anggota tubuh lain yang bernama "jari" juga seringkali melakukan pekerjaan seperti halnya lisan.
Bahkan dampak dari pekerjaan jari terkadang lebih dahsyat dari apa yang dilakukan oleh lisan. Gara-gara pekerjaan jari karena menyebar hoax, hate speech, atau fitnah misalnya tak sedikit orang yang kemudian berurusan dengan hukum bahkan sampai  masuk hotel prodeo.
Ahmad Dhani misalnya. Ia sempat "menginap" beberapa saat di hotel prodeo karena kurang bisa menjaga jarinya. Begitu pula Jerinx SID yang terancam vonis tiga tahun penjara akibat tidak bisa mengendalikan jarinya menebar hate speech kepada pihak IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Demikian pula halnya kegaduhan unfaedah yang terjadi baru-baru ini antara Nikita Mirzani dan pendukung Habib Rizieq Shihab tak perlu terjadi jika kedua belah pihak bisa menjaga lisan dan jari masing-masing.Â
Sewaktu Nikita Mirzani menggunakan lisannya secara tidak bijak dan mengandung beberapa bahaya lisan seperti yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali di atas, kemudian direspon oleh pihak yang merasa diserang Oleh Nikita Mirzani. Celakanya respon dari pendukung pemimpin Front Pembela Islam (FPI) yang merasa diserang itu juga dengan jari yang kurang bijak. Â
Akibatnya kegaduhan unfaedah pun terjadi. Hal yang memalukan sebenarnya. Apalagi kegaduhan itu merembet kepada pihak lain.
Mengapa saat ini ada orang lebih suka membuat kegaduhan daripada menciptakan ketenangan ? Mengapa saat ini ada orang lebih suka menciptakan permusuhan daripada menjalin persahabatan ? Mungkin karena orang itu tidak faham dan tidak bisa menjaga lisan dan jarinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H