Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Liburan Aman dengan Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan

28 Oktober 2020   10:36 Diperbarui: 28 Oktober 2020   10:46 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arus kendaraan menuju puncak ((ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya via kompas.com)

Libur cuti bersama sebenarnya hanya dua hari, yakni tanggal 28 Oktober dan 30 Oktober 2020. Sedangkan tanggal 29 Oktober merupakan tanggal merah bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi SAW. Waktu libur menjadi panjang karena libur cuti bersama bersambung dengan hari sabtu dan minggu plus peringatan Maulid Nabi SAW., sehingga waktu libur menjadi lima hari.

Waktu libur selama lima hari itu cukup leluasa jika digunakan untuk liburan mengunjungi tempat-tempat wisata. Bisa juga jika libur panjang ini dimanfaatkan untuk mengunjungi karib kerabat di tempat yang cukup jauh. Tapi mungkin saja libur panjang ini dimanfaatkan untuk sekedar kumpul-kumpul keluarga di rumah.

Sebagaimana pantauan dan informasi dari media televisi, jalur puncak atau jalur tol Cikampek misalnya, saat ini arus kendaraan di sana kelihatan sudah cukup padat. Artinya banyak orang sudah mulai memanfaatkan libur panjang untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata. Mungkin juga sebagian dari mereka mengunjungi karib kerabatnya di kampung asal mereka.

Kawasan puncak memang selalu menjadi primadona banyak orang untuk liburan. Selain suasana yang sejuk, pemandangan kawasan puncak yang indah nan hijau juga menjadi daya tarik tersendiri.

Di kawasan puncak ada juga beberapa destinasi wisata yang sudah sangat familiar. Di sana ada Taman Safari, The Jungle (Bogor), Kebun Raya Cibodas, atau Taman Bunga Nusantara (Cianjur).

Apapun kegiatan yang dilakukan waktu libur panjang ini, siapa pun yang melakukan sebaiknya semua tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal itu dikarenakan saat ini kita belum terbebas dari pandemi. Jangan sampai liburan panjang ini menjadi klaster penyebaran virus corona (Covid-19), seperti dikhawatirkan banyak epidemiolog.

Upaya standar yang bisa dilakukan agar liburan tetap aman adalah dengan selalu menerapkan 3 M. Selalu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Sayangnya, sebagian orang sudah kurang memperhatikan dan lupa akan 3 M itu. Memakai masker mungkin masih cukup banyak orang yang melakukannya. Akan tetapi mencuci tangan dan menjaga jarak, ini yang sudah kurang mendapat perhatian.

Kita lihat di banyak tempat orang-orang duduk atau berdiri berdampingan dengan jarak yang sangat dekat, tidak mengacu lagi kepada jarak minimal physical distancing. Selain itu tak sedikit pula orang yang sudah tidak canggung lagi melakukan kontak fisik dengan bersalaman satu sama lain.

Begitu pula setelah tangan menyentuh atau melakukan kontak dengan benda-benda yang juga disentuh banyak orang, tak sedikit orang yang tidak peduli lagi tidak melakukan cuci tangan.  Mereka langsung makan atau memegang benda pribadinya.

Padahal dari benda-benda yang disentuh itu sangat mungkin ada terkontaminasi virus karena disentuh pula oleh orang lain. Kita tidak tahu tangan siapa yang mengandung virus.

Oleh karena itu demi keamanan dan kenyamanan, sewaktu liburan atau berkunjung kepada karib kerabat senantiasa terus menjaga protokol kesehatan dengan tetap menerapkan 3 M. Masker dan handsanitizer atau sabun cuci tangan harus menjadi peralatan wajib yang harus dibawa ke mana pun. Membawa benda-benda itu tidak akan menyebabkan tas kita atau bagasi mobil menjadi penuh sesak.

Hal tersebut sebagai bentuk ikhtiar atau upaya kita bersama untuk memerangi dan memutus mata rantai penularan virus corona (Covid-19). Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati ?

Sebenarnya ada hal yang lebih aman lagi selama liburan ini. Yaitu tidak menggunakan waktu libur untuk mengunjungi tempat-tempat wisata atau bepergian ke luar rumah. Kegiatan libur cukup dimanfaatkan untuk kumpul-kumpul bersama keluarga di rumah.

Hal itu pula yang disarankan pihak pemerintah. Hal tersebut dimaksudkan agar kasus terinfeksi virus corona (Covid-19) tidak semakin bertambah.

Hanya saja mungkin tidak semua orang bisa melakukannya. Bagi mereka yang cepat merasa bosan jika harus terus diam di dalam rumah, tidak bisa jika waktu libur tidak liburan. Bagi mereka liburan ke luar rumah mengunjungi tempat wisata merupakan hal yang "wajib", tidak bisa tidak. 

Apa boleh buat. "Iman" setiap orang memang tidak sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun