Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Sandiaga Menerima "Pinangan" PPP?

27 Oktober 2020   17:58 Diperbarui: 27 Oktober 2020   19:20 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu tidak berpartai pun Sandiaga tidak mau bergabung dengan PAN, apalagi sekarang ini dalam status Wakil Ketua Dewan Pembina partai terbesar kedua saat ini, Partai Gerindra. Sedangkan PPP jangankan dibandingkan dengan partai Gerindra, dengan PAN sekalipun masih jauh lebih kecil PPP.

Akan tetapi bisa saja Sandiaga memiliki pertimbangan lain. Pertimbangan itu misalnya masalah kemungkinan dirinya maju sebagai capres (calon presiden) atau cawapres (calon wakil presiden).

Maksudnya, bahwa untuk maju sebagai capres atau cawapres membutuhkan partai pengusung. Sedangkan saat ini, ketua umum partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai banyak pihak masih mungkin maju sebagai capres. Hal yang tidak mungkin jika partai Gerindra kembali mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seperti pada Pilpres (Pemilihan Presiden) 2019 lalu.

Bahkan rumor yang sudah lama berkembang, Prabowo Subianto nanti akan diduetkan dengan Puan Maharani dari PDI Perjuangan pada Pilpres 2024 mendatang. Artinya kalau hal itu terjadi peluang Sandiaga dicalonkan partai Gerindra praktis tertutup.

Dalam hal ini Sandiaga membutuhkan partai pengusung lain sebagai kendaraan untuk maju sebagai capres atau cawapres. Bisa jadi PPP menjadi alternatif bagi Sandiaga Uno.

Memang saat ini PPP merupakan partai kecil. Jangankan mengusung capres atau cawapres, untuk menyelamatkan diri dari jurang degradasi di Pemilu 2024 saja cukup sulit. Akan tetapi siapa tahu setelah dinahkodai oleh Sandiaga, PPP menjadi  partai dengan jumlah suara cukup besar sehingga bisa bergabung dengan partai lain mengusung dirinya menjadi capres atau cawapres.  

Tentu tidak semua kader PPP akan welcome menerima Sandiaga. Bisa jadi sebagian kader PPP yang tidak setuju akan "mengganjal" Sandiaga dengan berpegang pada AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) partai yang mensyaratkan ketua umum harus sudah pernah menjabat di tingkat DPP (Dewan Pimpinan Pusat) atau DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) setidaknya selama satu periode.

Akan tetapi jika mayoritas kader PPP betul-betul menginginkan Sandiaga sebagai ketua umum, AD/ART itu tentu bisa mereka ubah. Sehingga Sandiaga bisa mulus maju sebagai ketua umum PPP.

Semua kembali kepada Sandiaga. Sekuat apapun keinginan kader PPP untuk menarik Sandiaga dari partai Gerindra, kalau Sandiaga sendiri tidak berkenan tentu akan sia-sia.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun