Sekira tujuh tahun yang lalu seorang Kasi (Kepala Seksi) di salah satu kecamatan di Kabupaten Cianjur pernah menceritakan pengalaman dirinya berhubungan dengan salah satu bank syariah. Ia memiliki pengalaman yang buruk dan merasa kecewa dengan layanan dari bank syariah itu.
Muasalanya, suatu waktu ia bermaksud mengajukan pinjaman untuk biaya renovasi rumah ke salah satu bank syariah. Kebetulan waktu itu di bank syariah dimaksud ada skema pinjaman untuk membangun atau renovasi rumah.
Banyak persyaratan yang harus ia penuhi. Mulai dari identitas diri, surat kepemilikan tanah, dan dokumen-dokumen lain, sampai gambar rumah yang akan direnovasi. Mengenai persyaratan terakhir ini karena ia tidak bisa membuatnya, ia menyewa jasa seorang arsitek.
Tentu saja biaya yang harus ia keluarkan cukup besar karena ditambah dengan biaya  membayar jasa arsitek. Tapi ia memahami bahwa itu merupakan proses dan resiko yang harus ditempuhnya untuk mendapatkan pinjaman.
Setelah semua persyaratan lengkap, kasi itu kemudian menemui kembali customer service bank c.q. bagian kredit. Akan tetapi betapa kecewanya kasi itu. Pihak bank syariah memutus bahwa pengajuan pinjaman tidak bisa dikabulkan.
Alasan dari pihak bank tidak mengabulkan pengajuan pinjaman itu kurang jelas dan terkesan mengada-ada. Padahal sejak awal kasi itu sudah bolak-balik konsultasi seecara matang dengan pihak bank.Â
Kasi itu benar-benar merasa tidak habis pikir, ketika semua persyaratan sudah dipenuhi pihak bank syariah malah menolak begitu saja pengajuan pinjaman dirinya. "Mengapa tidak ditolak dari awal sebelum keluar biaya dan waktu yang banyak ?" gerutunya kesal.
Kasi itu kemudian "bersumpah" bahwa dirinya tidak akan berhubungan lagi dengan bank syariah. Ia merasa kapok.
Cerita di atas adalah satu dari sekian banyak pengalaman mereka yang pernah berhubungan dengan bank syariah.Â
Banyak orang bahkan berkesimpulan bahwa berhubungan dengan bank syariah itu rumit, sulit, dan ribet. Intinya banyak orang berkesimpulan bahwa berhubungan dengan bank syariah itu tidak mudah.
Bisa jadi pengalaman buruk banyak orang yang pernah berhubungan dengan bank syariah bersifat kasuistis, tidak bersifat universal. Bisa jadi begitu.Â
Akan tetapi fakta bahwa perbankan syariah tidak berkembang dengan baik dan kurang diminati di Indonesia mungkin bisa jadi pembenar pengalaman buruk mereka yang pernah berhubungan dengan bank syariah.
Di Indonesia sendiri, bank syariah bukan barang baru. Bank syariah sudah ada di Indonesia sejak awal tahun 90an. Akan tetapi walaupun sudah cukup lama dan gencar dikampanyekan, pertumbuhan bank syariah masih rendah dan belum sesuai harapan.
Padahal jika dikaitkan dengan penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, seharusnya bank syariah berkembang dan tumbuh dengan pesat.Â
Artinya mungkin benar, bahwa ada sesuatu yang kurang pas dalam pelayanan bank syariah. Sehingga banyak masyarakat kurang berminat menggunakan jasa bank syariah.
Langkah pemerintah melakukan merger atau menyatukan tiga buah bank BUMN syariah, yakni Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRISyariah menjadi satu bank syariah bernama BRISyariah pada Senin (12/10) mudah-mudahan berdampak positif. Sebab hal itu bisa jadi akan membuat bank syariah menjadi lebih kuat dan maju.
Harapan pemerintah Indonesia memiliki bank syariah yang kuat dan besar merupakan hal yang sangat logis dan wajar. Hal itu mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam.
Akan tetapi hal yang paling penting menjadi perhatian dan evaluasi dari pemerintah adalah mengubah image dan sistem layanan dari bank syariah itu sendiri.Â
Image sebagian masyarakat bahwa berhubungan dengan bank syariah itu tidak mudah harus bisa dhilangkan oleh pemerintah. Tentu saja dengan cara mengubah sistem layanan yang lebih friendly.
Pemerintah harus bisa membuat sebuah sistem layanan bahwa bank syariah bisa memberikan layanan yang lebih mudah dan nyaman daripada bank konvensional. Masyarakat juga diberikan kemudahan mengakses produk-produk dari bank syariah.
Kalau itu bisa dilakukan, maka perbankan syariah akan maju dengan pesat. Bahkan bisa jadi banyak umat Islam akan beralih dari bank konvensional kepada bank syariah. Tinggal menunggu waktu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H