Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seandainya Prabowo Subianto Capres, Bagaimana Nasib Sandiaga Uno?

9 Agustus 2020   17:50 Diperbarui: 9 Agustus 2020   18:04 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 lalu. Sepertinya tidak akan terulang pada Pilpres 2024 nanti (kompas.com)

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dikukuhkan kembali menjadi ketua umum partai Gerindra untuk periode 2020-2025 pada Kongres Luar Biasa partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (08/08/2020). Terpilihnya Prabowo Subianto dalam Kongres Luar Biasa partai Gerindra tersebut, menjadikan Prabowo memimpin partai Gerindra untuk ketiga kalinya.

Pasca terpilihnya Prabowo Subianto menjadi ketua umum dalam Kongres Luar Biasa partai Gerindra tersebut, kemudian muncul kembali pembicaraan mengenai akan didorongnya kembali Prabowo Subianto sebagai capres (calon presiden) pada Pilpres 2024 nanti. Menurut Sekretaris Umum Partai Gerindra Ahmad Muzani, seluruh DPD dan DPC sepakat meminta Prabowo mengikuti Pilpres 2024.

Prabowo Subianto sendiri dalam Kongres Luar Biasa menjawab keinginan seluruh DPD dan DPC itu. Prabowo mengatakan hal tersebut akan diputuskan satu tahun atau satu setengah tahun lagi.

Kepastian Prabowo Subianto akan maju kembali atau tidak sebagai capres, dengan demikian baru akan diketahui paling tidak nanti satu tahun ke depan. Apakah Prabowo Subianto akan kembali menjadi capres untuk ketiga kalinya?

Banyak pihak meyakini bahwa Prabowo Subianto masih akan maju menjadi capres untuk ketiga kalinya pada pemilu 2024 nanti. Seandainya hal itu benar terjadi, banyak hal menarik terkait hal itu. Seperti dengan siapa Prabowo akan berpasangan, partai mana selain Gerindra yang diperkirakan akan ikut mengusung Prabowo, dan sebagainya.  

Seandainya benar Prabowo Subianto akan maju sebagai capres kembali, nampaknya konstelasi politik tidak akan sama dengan waktu Pilpres 2019 lalu. Waktu itu Prabowo didukung penuh oleh kelompok umat Islam yang sering dikelompokkan sebagai kelompok Islam "garis keras". Pada Pilpres 2024 nanti, kemungkinan hal  itu tidak akan terjadi lagi kecuali calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo didukung oleh kelompok Islam tersebut.

Banyak prediksi yang diberikan oleh para pengamat bahwa pada Pilpres 2024 nanti Prabowo Subianto akan berkoalisi dengan partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, yakni PDI-P. Artinya jika Prabowo Subianto sebagai capres, maka PDI-P tidak mungkin mendukung begitu saja tanpa kompensasi. Kompensasi yang cukup logis bagi PDI-P adalah dengan menyodorkan pendamping untuk Prabowo.

Spekulasi yang berkembang, kader PDI-P yang akan diproyeksikan sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto adalah putri Megawati sendiri, yakni Puan Maharani yang saat ini menjadi ketua DPR RI. Selain nama Puan, ada juga nama kader PDI-P lain yang muncul, yang memiliki elektabilitas cukup tinggi,  yakni gubernur Jawa Tengah saat ini, Ganjar Pranowo.

Terlepas dari, apakah Prabowo Subianto akan dipasangkan dengan Puan Maharani atau Ganjar Pranowo, hal menarik lain adalah siapa capres yang akan menjadi lawan Prabowo Subianto ? Banyak pihak meyakini bahwa capres yang akan menjadi rival Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 nanti adalah Anies Baswedan.

Kalau hal itu benar terjadi, sungguh sangat menarik. Hal itu dikarenakan Anies Baswedan tak ubahnya seperti Joko Widodo yang menjadi Presiden RI saat ini.  

Publik tentu masih ingat bagaimana kronologis Joko Widodo menjadi gubernur DKI Jakarta waktu itu. Salah satunya adalah karena peran Prabowo Subianto. Prabowo Subianto lah yang ngotot membawa Joko Widodo ke Jakarta untuk dicalonkan menjadi gubernur DKI jakarta dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama.

Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama akhirnya terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk periode 2012-2017. Di putaran kedua, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama mengalahkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan kemenangan 53,82 persen.

Akan tetapi Joko Widodo tidak sempat menyelesaikan  tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta karena pada tahun 2014 maju sebagai capres berpasangan dengan Jusuf Kalla. Menariknya, lawan yang dihadapi oleh Joko Widodo adalah Prabowo Subianto yang mengusung dirinya menjadi gubernur DKI jakarta. Waktu itu Prabowo Subianto berpasangan dengan Hatta Rajasa dari Partai Amanat Nasional.

Anies Baswedan pun demikian. Anies menjadi gubernur DKI adalah karena "tangan dingin" Prabowo Subianto. Anies Baswedan pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 lalu, diusung oleh Prabowo Subianto dengan partai Gerindranya.

Padahal waktu itu Anies Baswedan merupakan mantan tim sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla, yang telah mengalahkan Prabowo Subianto sendiri pada Pilpres 2014. Selain itu Anies Baswedan juga bukan merupakan kader partai Gerindra.

Justru kader partai Gerindra yang ramai diperbincangkan sebagai calon gubernur DKI jakarta waktu itu adalah Sandiaga Salahudin Uno. Akan tetapi Prabowo Subianto lebih memilih Anies Baswedan ketimbang Sandiaga Uno. Sandiaga Uno sendiri hanya dijadikan sebagai pendamping Anies Baswedan.

Dengan demikian, jika Anies Baswedan maju sebagai capres pada Pilpres 2024 nanti tak ubahnya akan seperti Joko Widodo. Keduanya berani maju sebagai capres melawan mantan "tuan" sendiri.  

Pada Pilpres 2024 nanti, "perahu" yang akan mengusung Prabowo Subianto sudah jelas, yakni partai Gerindra plus (kemungkinan besar) PDI-P. Sekarang Anies Baswedan, partai mana yang akan mengusungnya?

Anies Baswedan sepertinya akan diusung oleh partai berbasis massa Islam. PKS misalnya. Ada juga partai nasionalis yang sangat mungkin mengusung Anies, yakni partai Nasdem.

Mengapa partai Nasdem kemungkinan akan mengusung Anies Baswedan? Anies Baswedan adalah orang yang membacakan manifesto ormas nasdem sebelum ormas itu menjadi partai politik. Oleh karena itu sangat wajar jika kemudian nanti partai Nasdem mengusung Anies Baswedan.

Hal menarik lainnya seandainya Prabowo Subianto maju sebagai capres pada Pilpres 2024 nanti adalah nasib Sandiaga Uno. Pilpres 2024 bukanlah Pilpres 2019, yang menempatkan Sandiaga Uno sebagai pasangan sehati Prabowo Subianto. Pada Pilpres 2024 nanti hal itu sepertinya tak akan pernah terulang lagi.

Masalahnya Sandiaga Uno adalah kader partai Gerindra. Kalau partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto, tidak mungkin pula akan mengusung Sandiaga Uno sebagai capres atau cawapres. Pada Pilpres 2019 lalu pun waktu itu Sandiaga Uno keluar dulu sebagai kader partai Gerindra sebelum didukung oleh koalisi partai Gerindra.

Padahal jika melihat hasil dalam beberapa lembaga survey, nama Sandiaga Uno saat ini memiliki elektabilitas cukup tinggi dibandingkan tokoh lain. Elektabilitas Sandiaga Uno tidak jauh dari posisi lima besar.

Apakah mungkin Sandiaga Uno akan berpasangan (kembali) dengan Anies Baswedan seperti dalam pilgub DKI 2017 lalu dan melawan Prabowo Subianto-Puan maharani atau Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo? Mengapa tidak? Selalu ada kemungkinan dalam politik.

Hanya saja kita berharap, presidential treshold tidak seperti pada Pilpres 2014 dan  2019 lalu. Kalau bisa presidential treshold kurang dari 20 persen, atau bahkan kalau bisa 0 persen. Hal itu agar tidak "menghambat" orang-orang yang memiliki kompetensi untuk maju sebagai capres atau cawapres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun