Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Juventus Hanya Butuh Satu Kemenangan Lagi

25 Juli 2020   13:02 Diperbarui: 25 Juli 2020   12:57 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paolo Rossi, pahlawan Italia di Piala Dunia 1982, legenda Juventus dan Italia (bola.kompas.com)

Tim fenomenal Atalanta gagal memberi tekanan lebih lama kepada "Si Nyonya Tua" Juventus setelah hanya mampu bermain seri 1-1 dengan tim fenomenal lain, AC Milan. Akan berbeda halnya kalau Atalanta dalam pertandingan dini hari tadi bisa mengalahkan AC Milan.

Seandainya Atalanta mampu mengalahkan AC Milan, maka margin poin dengan Juventus menjadi hanya 3 poin saja. Juventus 80 poin dan Atalanta 77 poin. Margin poin yang sangat kecil, tentu akan membuat Juventus sedikit "grogi".

Hasil pertandingan seri antara Atalanta dengan AC Milan mungkin cukup adil, mengingat keduanya merupakan tim yang paling fenomenal pasca kompetisi restart. Keduanya masing-masing mengumpulkan poin tertinggi, 23 poin. Juventus saja sang pemuncak klasemen sementara, hanya mampu mendulang 17 poin pasca kompetisi restart.

Posisi Atalanta yang berada di urutan ke-2 klasemen sementara Serie A dengan 75 poin dan sisa pertandingan sebanyak dua kali lagi, cukup berat untuk bisa menyalip "Si Nyonya Tua" Juventus yang telah mendulang 80 poin dan memiliki sisa satu pertandingan lebih banyak dari Atalanta. Belum lagi Internazionale Milan yang berada di urutan ke-3 siap mengkudeta posisi Atalanta, mengingat Internazionale Milan masih memiliki "tabungan" satu pertandingan.

Bagaimana dengan Internazionale Milan, apakah masih bisa mengkudeta Juventus di puncak klasemen dan merebut scudetto ? Secara matematis, Internazionale Milan masih bisa mengkudeta Juventus di puncak klasemen sekaligus merebut scudetto. Akan tetapi itu juga tergantung performa Juventus.

Kalau performa Juventus memburuk dalam tiga pertandingan sisa, misalnya kalah dalam semua laga. Kemudian di sisi lain Internazionale Milan selalu menang dalam sisa pertandingannya, maka sah Internazionale Milan bisa merebut scudetto. Masalahnya, beban "Si Nyonya Tua" Juventus saat ini relatif ringan. "Si Nyonya Tua" Juventus hanya butuh satu kemenangan lagi untuk bisa mempertahankan scudetto.

Tiga tim yang akan dihadapi oleh "Si Nyonya Tua" Juventus dalam pertandingan sisa, masing-masing Sampdoria (27/7), Cagliari (30/7), dan terakhir AS Roma (03/08). Bagi Juventus, menghadapi Sampdoria dan Cagliari mungkin tidak akan sulit sebab kedua tim bukanlah tim papan atas. Hanya AS Roma lawan yang cukup berat bagi Juventus.

Tiga poin sudah cukup bagi Juventus untuk kembali menjadi juara  Serie A. Tiga poin itu  bisa didapatkan dari Sampdoria atau Cagliari. Bahkan mungkin juga didapat dari AS Roma.

Juventus bisa mempercepat pesta scudetto kala menjamu Sampdoria (27/07). Mendapatkan tiga poin dari Sampdoria, mungkin bukan misi yang sulit bagi Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan. Apalagi jika mengacu pada pertandingan pertama Serie A Sampdoria-Juventus, walau pun sebagai tim tamu Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala mampu mengamankan tiga poin dari Sampdoria dengan kemenangan 2-1.  

Mungkin hanya keajaiban yang bisa menggagalkan "Si Nyonya Tua" Juventus mempertahankan scudetto. Kekalahan kemarin dari Udinese 1-2 bisa jadi merupakan sebuah peringatan agar "Si Nyonya Tua" lebih berhati-hati dalam pertandingan sisa. Sebab kalau "Si Nyonya Tua" lalai atau ceroboh, kekalahan selanjutnya bisa didapatkan dari Sampdoria, Cagliari, atau AS Roma.

Seandainya Juventus kembali menjadi jawara Serie A musim ini, maka sebutan raja Serie A bagi Juventus semakin relevan. Saat ini Juventus adalah tim Serie A terbanyak mengoleksi gelar Serie A, yakni 35 kali. Sedangkan posisi kedua diduduki oleh duo Milan, yakni AC Milan dan Internazionale Milan dengan masing-masing mengoleksi  gelar juara Serie A sebanyak 17 kali.

Apalagi jika dua gelar Serie A milik Juventus tidak dianulir pada musim 2004-2005 dan 2005-2006 karena kasus Calciopoli, Juventus akan semakin kokoh lagi sebagai penguasa Serie A. Bagi tim lain yang ingin menyamai pencapaian Juventus, mungkin butuh waktu yang tidak sebentar.   

Selain duo Milan, praktis tak ada tim lain lagi yang bisa "mengganggu" dominasi Juventus di Serie A. Memang ada dalam beberapa musim sempat muncul nama-nama seperti Napoli, Sampdoria, Fiorentina, AS Roma, atau Lazio. Tapi hanya sesaat saja. Setelah itu tenggelam kembali.

Tak bisa dipungkiri karena dominasinya itu di Serie A, Juventus seringkali menjadi tim yang menyumbang banyak pemain untuk tim nasional Italia. Tak jarang dalam periode tertentu, susunan pemain tim nasional Italia didominasi oleh mayoritas pemain Juventus.

Banyak penyerang tajam tim nasional Italia terlahir dari Juventus. Sebut saja misalnya nama Paolo Rossi, Salvatore Sillachi, Gianluca Vialli, Fabrizio Ravanelli, atau Alessandro del Piero.

Begitupula banyak pemain tim nasional Italia asal Juventus yang berposisi selain penyerang yang menjadi legenda. Sebut saja nama Dino Zoff, Antonio Cabrini, Claudio Gentile, Aldo Serena, Antonio Conte, Roberto Baggio, atau Dino Baggio. Selain mereka tentu masih banyak lagi pemain Juventus yang bisa disebut sebagai legenda.

Juventus memang penguasa Serie A. Selain itu Juventus juga "pabrik' pemain bagi tim nasional Italia. Juventus adalah legenda Italia itu sendiri.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun