Akan tetapi bagi sebagian orang tua siswa atau siswa, kuota internet tidak bisa mereka dapatkan kapan saja dimana saja. Mereka hanya mampu membeli kuota internet sewaktu-waktu saja dan dengan kuota yang sangat terbatas. Kalau sudah begini, bagaimana siswa bisa melakukan pembelajaran secara daring?Â
Dilema pembelajaran tahun ajaran baru 2020 tersebut memang ibarat buah simalakama. Pilihan yang sulit.
Dalam hal ini pemerintah c.q. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dituntut untuk mencarikan solusi dan formula yang pas. Kalau bisa menciptakan sebuah inovasi pembelajaran yang bisa dijalankan oleh semua.
Misalnya dengan mengatur siswa dengan menjadwal mereka untuk masuk kelas secara bergantian sehingga bisa menjaga physical distancing. Kemudian juga dengan mengurangi jumlah pelajaran dan jam pelajaran, sehingga aktivitas para siswa tidak terlalu lama di sekolah.
Usulan IGI (Ikatan Guru Indonesia) kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar tahun ajaran baru digeser ke bulan Januari 2021 mungkin juga perlu dipertimbangkan. Sebab kalau pun tahun ajaran baru dipaksakan tahun 2020, baik tatap muka atau daring dalam situasi masih ada pandemi Covid-19, hasilnya tidak akan maksimal seperti biasa.
Tentu saja sambil semua berharap, pada bulan Januari 2021 pandemi Covid-19 sudah berakhir, hilang sama sekali. Sehingga tidak ada kekhawatiran dan kecemasan akan terganggunya kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat secara umum. Dengan begitu hasil pembelajaran pun akan normal seperti biasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI