Terakhir Josep Guardiola. Berbicara latar belakang karier sebagai pemain sepak bola, Guardiola bisa disebut berada di level Jose Mourinho dan Juergen Klopp. Guardiola sempat membela tim nasional Spanyol dan pernah berkiprah di klub besar Barcelona. Selain itu, Guardiola juga sempat menjajal Serie A bersama Brescia dan AS Roma.
Walau pun begitu, Guardiola bukanlah pemain sepakbola top. Namanya kalah tenar dibanding rekan se klubnya di Barcelona Julio Salinas atau Alain Begiristain misalnya. Nama Guardiola juga kalah top dengan pemain timnas Spanyol saat itu, seperti Luis Enrique atau Fernando Hierro.
Apalagi jika dibandingkan dengan pemain sepakbola dunia era Guardiola saat itu. Nama Guardiola nyaris tak terdengar. Nama Guardiola tenggelam di antara nama-nama besar seperti Lothar Mathaeus, Juergen Klinsmann, Rudi Voeller (Jerman), Romario, Ronaldo (Brasil), Gabriel Batistuta (Argentina), Roberto Baggio, Dino Baggio, Paolo Maldini (Italia), Dennis Bergamp, Ronald Koeman (Belanda), Eric Cantona, Laurent Blanc (Prancis), dan sebagainya.
Sebagai pemain sepakbola, nama Juergen Klopp, Josep Guardiola, apalagi Jose Mourinho memang "nothing" dibandingkan para pemain sepakbola top saat itu. Akan tetapi sebagai pelatih sepakbola saat ini, mereka adalah "something".
Hal itu bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa untuk menjadi seorang pelatih hebat ternyata “tidak perlu” menjadi pemain hebat dulu. Selain itu, seorang pelatih hebat belum tentu sebelumnya merupakan mantan pemain hebat pula. Ketiganya adalah bukti sahih akan hal tersebut.
Bahkan selain ketiga nama pelatih di atas, ada beberapa nama lain yang bisa diketengahkan sebagai bukti. Tapi mungkin di lain waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H