Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bijak Dalam Menggunakan Media Sosial

14 Juni 2020   12:07 Diperbarui: 14 Juni 2020   17:47 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimat judul di atas terdengar sangat standar, karena sering kita dengar. Justeru kalimat atau ungkapan itu harus terus didengungkan, sebagai pengingat karena terkadang orang menjadi lupa akan hal itu ketika bermedia sosial.

Selain merupakan bagian dari gaya hidup, memiliki akun media sosial saat ini juga merupakan kebutuhan. Bagi sebagian orang, memiliki akun media sosial bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder, tapi sudah menjadi kebutuhan primer. Sebab media sosial telah menjadi penunjang utama aktivitasnya.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna media sosial cukup tinggi. Berdasarkan survei We are social yang dilansir oleh https://katadata.co.id/, penduduk Indonesia yang bermain media sosial tahun 2019 mencapai 150 juta orang (lebih dari setengah penduduk Indonesia). 

Setiap pengguna rata-rata memiliki 11 (sebelas) akun media sosial, dengan lama surfing (berselancar) rata-rata 3 (tiga) jam  26 menit per hari.

Media sosial yang paling banyak digunakan adalah Youtube (88%). Setelah Youtube ada WhatsApp (83%), kemudian Facebook (81%), Instagram (80%), Line (59%), Twitter (52%), Facebook Messenger (47%), Black Berry Messenger (38%), Linkedln (33%), dan Pinterest (29%).

Tak terbayang betapa banyaknya konten media sosial yang lalu-lalang dibaca dan dilihat oleh jutaan orang setiap harinya. Padahal tidak semua konten media sosial itu faktual dan bermanfaat. Banyak konten media sosial berisi atau hanya sebagai hoax dan "sampah".

Oleh karena itu diperlukan sikap bijak dalam menggunakan media sosial. Sebab kalau tidak bijak bukan manfaat yang akan didapatkan, melainkan hal-hal lain yang tidak diinginkan atau  bahkan mungkin bisa mencelakakan dan membahayakan.

Bijak dalam bermedia sosial artinya kita bisa memilah dan memilih konten yang bermanfaat dan yang tidak, konten yang berbahaya dan yang tidak, atau konten sampah atau bukan. Kita juga tidak memproduksi, mengirimkan, atau men-share konten-konten yang mengandung hate speech, pornografi, kekerasan, atau hoax. 

Kita tentu sering mendengar berita mengenai beberapa orang yang dilaporkan dan kemudian ditangkap karena didakwa telah melanggar UU ITE. Hal itu dikarenakan yang bersangkutan diduga melakukan hate speech, pornografi, hoax, atau hal lainnya yang bersifat meresahkan dan membahayakan melalui media sosial.

Kita juga tentu sering mendengar kabar atau berita mengenai beberapa orang yang terlibat pertengkaran atau perkelahian pasca mereka melakukan komunikasi menggunakan media sosial. Tidak kurang pula orang yang menjadi korban kejahatan, baik bullying, penipuan, pemerasan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan pasca menggunakan media sosial.

"Sisi gelap" lain media sosial adalah bisa menjadi sarana penyebaran paham dari  kelompok-kelompok radikal. Banyak testimoni dari orang-orang yang pernah terlibat dalam jaringan terorisme atau radikalisme. Pada mulanya mereka mempelajari postingan-postingan dari kelompok-kelompok tertentu, merasa tertarik, kemudian bergabung dengan kelompok-kelompok itu.

Hal-hal negatif dari media sosial disampaikan terlebih dahulu dengan maksud agar menjadi semacam warning, bahwa bermedia sosial itu harus bijak dan hati-hati. Sebab kalau tidak begitu, akan ada dampak buruk yang tidak diinginkan.

Mengenai sisi positif dari media sosial tentu kita semua sudah memahaminya. Dalam kondisi tertentu, media sosial bahkan menjadi sarana penunjang utama pekerjaan atau bisnis seseorang.

Selain itu media sosial bisa menjadi sarana menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan teman atau kerabat. Media sosial bisa menjadi sarana belajar atau sarana memperoleh pengetahuan tentang banyak hal yang sebelumnya tidak kita ketahui. Media sosial juga bisa menjadi sarana hiburan bagi kita setelah melakukan banyak aktivitas yang melelahkan.

Ya, media sosial telah menjadi semacam life hack bagi banyak orang. Media sosial telah membantu banyak orang untuk hidup lebih mudah dan efisien dalam kesehariannya.

Dalam era internet dan era digital seperti saat ini, media sosial sudah menjadi kebutuhan primer bagi banyak orang. Memang orang tidak menjadi mati lemas ketika tidak menggunakan media sosial. Tetapi tanpa media sosial hidup mereka akan menjadi terasa hampa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun