Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Negeri Ini Butuh Lebih Banyak Cak Nun

28 Mei 2020   21:22 Diperbarui: 28 Mei 2020   21:14 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cak Nun (picuki.com)

Muhammad Ainun Nadjib alias Emha Ainun Nadjib, atau yang akrab disebut dengan panggilan Cak Nun alias Mbah Nun adalah satu dari sedikit "manusia langka" yang pernah ada di Indonesia. Ia adalah paradoks, antitesis, dan anti mainstream bagi kehidupan manusia zaman ini.

Cak Nun atau Mbah Nun adalah seorang agamawan, budayawan, intelektual, dan penyair yang lebih memilih "jalan sunyi" dan sufistik dalam hiruk pikuk kehidupan ini. Ketika banyak orang berburu ketenaran, jabatan, kemewahan, atau apa pun yang bersifat duniawi, Cak Nun malah menghindar dan menjauhi semuanya.

Cak Nun menenggelamkan diri dari hingar bingar politik, kekuasaan, dan kemewahan dunaiwi bukan karena ia tidak memiliki kesempatan, kompetensi, atau kapasitas, tapi karena ia memang tak menginginkannya. 

Kalau lah Cak Nun mau, mungkin tak akan sulit baginya untuk mendapatkan jabatan politik atau jabatan di pemerintahan, serta kemewahan dunia lainnya yang diburu dan diimpikan banyak orang.

Cak Nun seperti itu bukan karena ia seorang yang pesimis atau angkuh. Tapi karena masalah prinsisp hidup atau filsafat hidup yang ia pegang dan ia yakini.  

Cak Nun memiliki prinsip hidup atau filsafat hidup yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang juga bukan berarti ia seorang yang apatis, yang tak peduli dengan kondisi rakyat dan kondisi negeri. 

Justru Cak Nun sangat concern dan care dengan kondisi rakyat dan negeri ini. Sedikit flash back ke tahun 1998 lalu, Cak Nun lah saat itu yang menjadi salah satu aktor utama reformasi, yang berjuang demi rakyat dan negara yang lebih baik.  

Cak Nun juga banyak memberikan pencerahan, pendidikan, dan wawasan kepada rakyat melalui banyak forum kajian dan pengajian yang rutin ia laksanakan. Seperti melalui forum Pengajian Padhangmbulan (Jombang) yang dilaksanakan setiap tanggal 15 bulan Jawa atau tepat pada saat malam bulan purnama. Kemudian melalui forum Pengajian Kenduri Cinta (Jakarta) yang dilaksanakan setiap  hari Jum'at minggu kedua.

Selanjutnya ada forum Pengajian Mocopat Syafaat (Yogyakarta) yang dilaksanakan setiap tanggal 17. Lalu forum Pengajian Gambang Syafaat (Semarang) yang dilaksanakan setiap tanggal 25. Kemudian juga ada forum Pengajian Bangbang Wetan (Surabaya), yang dilaksanakan sehari setelah forum Pengajian Padhangmbulan.

Selain itu di luar jadwal pengajian rutin di atas, ada juga forum pengajian yang dilangsungkan di beberapa kota seperti Bandung, Pekalongan, Makassar, Lampung, dan lain-lain. Forum pengajian tersebut berlangsung secara rutin maupun tentatif.

Secara khusus Cak Nun memiliki jaringan komunitas pengajian yang disebut dengan Jamaah Maiyah. Jamaah Maiyah ini merupakan jaringan komunitas spiritual dan keilmuan, yang aktif mengikuti berbagai forum pengajian dan kajian yang diadakan oleh Cak Nun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun