Siapa sih orangnya yang tidak menginginkan bisa berkumpul bersama keluarga di hari raya lebaran ? Dalam suasana penuh keakraban brcengkrama dengan kerabat dan tetangga. Mungkin sambil makan ketupat dan kue lebaran.
Terutama para perantau tentu sangat menginginkan hal itu. Bahkan momen hari raya lebaran adalah momen yang sangat dinanti para perantau setiap tahunnya. Mereka dengan suka cita, penuh keriangan dan penuh kegembiraan melakukan mudik untuk bisa berkumpul di hari raya lebaran bersama keluarga di kampung halaman masing-masing.
Tapi itu cerita dalam suasana normal. Saat ini lain lagi ceritanya. Sebab saat ini kita semua dalam situasi yang tidak normal.
Saat ini kita semua sedang dalam situasi gawat, genting, dan darurat karena wabah virus Corona (Covid-19) yang belum juga mereda. Kita tidak bisa  melakukan hal normal seperti mudik misalnya, dalam situasi yang tidak normal.
Kita semua tahu virus Corona (Covid-19) ini  ganas luar biasa. Hampir semua negara di dunia telah merasakan keganasannya. Negara-negara maju pun seperti Amerika Serikat, Italia, atau Spanyol keteteran menghadapinya. Ratusan ribu  nyawa telah melayang di negara-neggara itu karena terinfeksi virus Corona (Covid-19). Â
Oleh karena itu bagi para perantau, untuk hari raya lebaran tahun ini sebaiknya menunda dulu keinginan untuk mudik demi keamanan diri sendiri dan keluarga. Apalagi mereka para perantau yang berada di zona merah. Hal itu tentu sangat berat, tapi kita harus berkorban demi kebaikan bersama.
Kita pulang mudik memang belum tentu membawa penyakit, yakni berupa virus Corona (Covid-19). Tapi kita potensial membawa dan menularkan virus itu kepada orang-orang tercinta yang ada di kampung halaman. Jangan sampai gara-gara kita keluarga kita, kerabat kita, tetangga kita, dan orang-orang tercinta lainnya terinfeksi virus Corona (Covid-19).
Sewaktu berangkat dari rumah mau pulang mudik kita mungkin "steril" dari virus Corona (Covid-19). Tapi ketika sudah keluar rumah, diperjalanan tak ada jaminan jika kita tidak terkena virus Corona (Covid-19) itu.
Virus Corona (Covid-19) mungkin ada menempel di banyak fasilitas umum yang kita gunakan seperti di pintu WC misalnya, atau di kursi kendaraan, kursi kereta api, atau kursi pesawat bisa saja berpindah ke tangan atau pakaian kita. Dengan demikian kita menjadi carrier virus Corona (Covid-19) bagi keluarga yang ada di kampung. Apa tidak kasihan ?
Inilah saatnya bagi kita para perantau untuk bisa mengamalkan salah satu hikmah dari ibadah puasa, yakni memiliki kesabaran yang tinggi. Para perantau harus bisa bersabar menahan keinginan sementara waktu untuk mudik atau pulang kampung. Sekali lagi ini tentu saja berat, tapi harus dilakukan.
Dalam hal ini masa kita kalah sama Bang Thoyyib, hee he... Dia bisa kuat untuk tidak pulang selama tiga kali puasa dan tiga kali lebaran. Sedangkan kita baru kali ini, berarti baru satu kali lebaran.