Hari ini tanggal 20 Mei merupakan Hari Kebangkitan Nasional. Momentum dijadikannya Hari Kebangkitan Nasional adalah tanggal 20 Mei 1908, ditandai dengan berdirinya sebuah organisasi bernama Boedi Oetomo di Yogyakarta. Boedi Oetomo merupakan organisasi modern pertama yang berdiri di Indonesia.
Boedi Oetomo pada mulanya merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial budaya. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, Boedi Oetomo diperluas. Â Tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial budaya. Boedi Oetomo juga kemudian bergerak dalam bidang pertanian, peternakan, industri, dan kesenian.
Uniknya, Boedi Oetomo yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial budaya, pertanian, peternakan, industri, dan kesenian itu didirikan justeru bukan oleh ahli pendidikan, pertanian, atau industri. Para pendirinya adalah mereka yang bergelut dalam bidang kesehatan.
Inisiator pendiri Boedi Oetomo adalah seorang dokter, yakni dr. Wahidin Soedirohoesodo. Ia dibantu oleh tiga orang mahasiswa, yang juga bergelut dalam bidang kesehatan. Mereka adalah para mahasiswa sekolah kedokteran Stovia, yakni  Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, dan Suraji.
Boedi Oetomo yang didirikan oleh mereka yang bergelut dan ahli dalam bidang kesehatan itu, kemudian menjadi inspirasi bagi anak bangsa lainnya untuk membuat organisasi berikutnya. Berdiri lah organisasi seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, dan Trikoro Dharmo. Â Â
Latar belakang dr. Wahidin Soedirohoesodo dkk., yang kompetensinya dalam bidang kesehatan adalah hal yang menarik. Tanpa menafikan bidang lain, mereka yang ahli dalam bidang kesehatan ternyata bisa memberikan kontribusi besar dan memegang peran sentral dalam kebangkitan Indonesia. Â
Waktu itu mereka memang tidak memberikan kontribusinya secara langsung dalam bidang kesehatan. Tapi efek dari ide-ide mereka sungguh luar biasa, mampu membangkitkan semangat anak bangsa lain. Itu terjadi 112 tahun yang lalu.
Hari ini pun demikian. Mereka yang bergelut dan ahli dalam bidang kesehatan ternyata juga telah memberikan kontribusi besar dan memegang peran sentral dalam kebangkitan Indonesia dalam bentuk lain. Â
Pada masa pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia dan hampir seluruh negara di dunia, mereka para ahli kesehatan seperti dokter dan perawat hadir berada di garda terdepan. Mereka berjibaku berperang secara langsung face to face dengan virus Corona (Covid-19), mempertaruhkan nyawa. Sampai hari ini, sudah berjumlah puluhan orang dokter dan perawat gugur melawan Covid-19 ini.
Mereka bukannya tidak memiliki rasa takut akan keselamatan diri. Akan tetapi jiwa pengabdian dan panggilan kemanusiaan mereka melebihi rasa takut dalam dirinya.Â
Dalam berperang menghadapi Covid-19, mereka tidak meminta rakyat atau siapa saja untuk membantu langsung. Mereka hanya meminta kita untuk tetap #diRumahSaja. Hal itu agar penyebaran Covid-19 tidak semakin banyak dan meluas.
Permintaan mereka yang sederhana itu ternyata tidak bisa dipenuhi oleh sebagian kita. Sehingga banyak warga masyarakat yang kemudian malah berkeliaran di luar rumah secara normal seperti biasa. Hal itu jelas mengecewakan mereka yang sedang berperang bertaruh nyawa menghadapi Covid-19.
Mereka pantas kecewa. Sebab kerja keras dan perjuangan mereka membawa kebangkitan Indonesia dari wabah yang luar biasa seolah-olah tidak dihargai. Sehingga kerja keras dan perjuangan mereka seperti sia-sia.
Tidak heran jika kemudian muncul banyak unggahan di media sosial bernada kekecewaan dari para dokter dan perawat. Mereka mengekspresikan kekecewaannya dengan menuliskan kata-kata "Indonesia Terserah".
Dari dulu sampai sekarang mereka yang bergelut dan ahli dalam bidang kesehatan terbukti memegang peran sentral yang luar biasa besar bagi bangsa ini. Sepantasnya lah kita menghargai dan mengapresiasi jasa, kerja  keras, perjuangan, dan pengorbanan mereka.
Semoga mereka yang telah  berjasa bagi bangsa ini diberi balasan yang lebih baik oleh Yang Maha Kuasa. Mereka yang sudah tiada mudah-mudahan ditempatkan di tempat yang layak di sisi-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H