Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bahkan Tuhan pun Sering Kita "Prank"

10 Mei 2020   09:35 Diperbarui: 10 Mei 2020   12:04 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari yang lalu kita dihebohkan dengan video prank youtuber sampah Ferdian Paleka yang dilakukan terhadap para waria di Jalan Ibrahim Adjie, Kiara Condong, Bandung. 

Dalam video itu terlihat Ferdian Paleka dan temannya membagi-bagikan paket sembako kepada para waria. Paket sembako itu ternyata hanya prank, karena isinya bukan sembako sebagaimana lazimnya melainkan berisi sampah dan batu.

Setelah membagi-bagikan paket "sembako" itu, di dalam mobil terlihat Ferdian Paleka dan temannya ketawa-ketiwi. Senang bukan main karena telah mengerjai para waria itu. Tetapi Ferdian Paleka dan temannya tidak menyadari jika tawanya kemudian akan menjadi duka.

Ya, karena aksi prank itu sekarang Ferdian Paleka dan temannya harus meringkuk di balik jeruji besi. Ia diamankan polisi setelah empat hari menjadi DPO. Bahkan viral di media sosial, di dalam penjara Ferdian Paleka dan temannya dibully habis-habisan oleh sesama  napi.

Sebagian dari kita mungkin merasa kesal dan jengkel menyaksikan apa yang dilakukan oleh Ferdian Paleka dan temannya kepada para waria. Kemudian kita juga merasa "puas" ketika mendengar bahwa Ferdian Paleka dan temannya mendapat "balasan yang setimpal" di dalam jeruji besi.

Kita tidak suka dengan aksi prank tak terpuji Ferdian Paleka dan temannya. Kita benci itu. Akan tetapi secara tidak disadari bahwa kita juga sebenarnya sering melakukan aksi serupa kepada sesama, bahkan kepada Tuhan.

Kalau tak percaya, kita bisa mengingat-ingat kembali beberapa perilaku kita yang pernah dilakukan kepada orang lain. Suatu waktu kita mungkin pernah berjanji ketemu dengan beberapa teman di suatu tempat. 

Ternyata kita tidak jadi datang dengan berbagai alasan. Padahal kita sedang santai di rumah, tidak melakukan suatu kegiatan seperti yang dijadikan alasan.

Kita juga mungkin pernah meminjam uang kepada seorang teman. Setelah sekian lama kita belum juga membayar, sehingga sang teman sampai bolak-balik menanyakannya. Kita dengan enteng mengatakan kepada sang teman belum punya uang, padahal sebetulnya kita sedang memiliki cukup uang.

Selain itu tentu masih banyak aksi "prank" lain kita yang kita lakukan dalam kehidupan ini kepada sesama. Kita melakukannya dengan tanpa merasa bersalah atau berdosa, bahkan mungkin kita menikmatinya.

Tidak hanya kepada sesama, bahkan kepada Tuhan pun kita sering melakukan aksi "prank". Coba berapa kali kita berjanji kepada Tuhan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi berbagai hal yang dilarang-Nya ? Padahal seringkali janji suci kita kepada Tuhan itu kemudian kita ingkari sendiri.

Suatu waktu mungkin kita mendapat cobaan hidup yang berat. Kita pun berdo'a, memelas, dan meminta kemurahan dan kasih sayang Tuhan. Seraya berjanji dalam hati dengan sepenuh hati, jika cobaan itu dihilangkan akan melakukan apa pun yang diperintahkan-Nya. Faktanya setelah cobaan berat itu hilang, kita menjadi lupa dengan janji yang pernah kita ucapkan dalam hati.   

Mungkin saja kita tidak bermaksud untuk melakukan "prank" kepada Tuhan. Kita juga mungkin "tidak secara sadar" melakukannya. Apa pun itu, faktanya kita memang suka melakukan "prank" kepada Tuhan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun