Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sepertinya Kita Tidak Akan "Hidup Normal" dalam Waktu Dekat

4 Mei 2020   15:16 Diperbarui: 4 Mei 2020   16:11 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak tanggal 16 Maret 2020, kehidupan normal masyarakat Indonesia mulai berubah menjadi "tidak normal". Hal itu seiring diberlakukannya social distancing dan physical distancing oleh pemerintah akibat adanya wabah Covid-19. Semua warga masyarakat diimbau untuk melakukan semua aktifitas #DariRumahSaja. Bekerja, belajar, dan beribadah diimbau untuk dilakukan dari rumah.

Selain itu diterapkan pula protokol kesehatan penanggulangan Covid-19, yang mengaharuskan warga masyarakat untuk sering cuci tangan pakai sabun atau menggunakan handsanitizer, menggunakan disinfektan untuk membersihkan benda-benda yang sering disentuh,  dan memakai masker ketika di luar rumah. Sehingga dengan adanya penerapan protokol kesehatan penanggulangan Covid-19 itu kemudian menyebabkan handsanitizer, disinfektan, dan masker menjadi langka dan harganya menggila.

Pemberlakuan social distancing dan physical distancing oleh pemerintah karena penyebaran virus Corona (Covid-19) dinilai semakin masif. Hal itu sebagai upaya pemerintah untuk menekan dan menghambat rantai penyebaran virus Corona (Covid-19) agar tidak semakin cepat menyebar.

Kasus virus Corona (Covid-19) di Indonesia sendiri pertama kali diumumkan langsung oleh presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan RI, dr. Terawan Agus Putranto pada tanggal 02 Maret 2020. Orang yang pertama terinfeksi virus Corona (Covid-19) itu dua orang WNI asal Depok, seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya yang berusia 31 tahun.

Perubahan hidup dari "normal" menjadi "tidak normal" masyarakat Indonesia jika dihitung dari pemberlakuan social distancing dan physical distancing pertengahan Maret 2020 lalu sampai sekarang, berarti sudah hampir dua bulan. Belum genap dua bulan  tapi sudah terasa sangat lama. Padahal tidak ada satu pun yang bisa memastikan kapan wabah Covid-19 ini akan berakhir.

Memang ada banyak prediksi yang menyebut kapan wabah Covid-19 akan berakhir. Tetapi prediksi-prediksi itu tidak  bisa dijadikan pegangan.

Seperti pernah ada prediksi dari Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBH), Prof. Amin Soebandrio, yang sempat menyebut wabah Covid-19 akan berakhir usai pertengahan April sampai Mei. Faktanya bulan April sudah lewat, dan di bulan Mei pun wabah Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Kemudian Seorang Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM  UI), Ascobat Gani pernah pula mengatakan bahwa wabah Covid-19 ini akan berakhir pada April-Juni. Faktanya sampai saat ini grafik wabah Covid-19 masih menunjukkan kenaikan.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo sendiri, seperti dilansir https://nasional.kompas.com/ memprediksi bahwa bulan Juli 2020 situasi akan normal kembali. Artinya wabah Covid-19 akan berakhir pada bulan itu.

Terlepas dari prediksi siapa yang akan benar atau kapan akhir wabah Covid-19 itu terjadi, yang pasti keadaan tidak akan serta merta segera normal kembali seperti sebelum terjadinya wabah Covid-19. Warga masyarakat mungkin tetap diharuskan melakukan social distancing dan physical distancing, serta menjalankan protokol kesehatan dengan tetap memakai masker dalam melakukan berbagai aktifitas misalnya.

Sebab ketika wabah Covid-19 dinyatakan berakhir dalam artian tidak ditemukan lagi kasus baru Covid-19, tapi tidak berarti semua sudah aman dari Covid-19. Jadi semua tetap melakukan social distancing dan physical distancing, serta menjalankan protokol kesehatan selama waktu tertentu sebelum pandemi Covid-19 benar-benar lenyap di semua negara.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto seperti dikutip https://nasional.kompas.com/ (03/05/2020) mengatakan bahwa di China pun yang beberapa waktu lalu dinyatakan sudah tidak ada kasus baru Covid-19, saat ini kehidupan di sana belum normal seperti sebelum adanya Covid-19. Seperti anak-anak sekolah di sana masih tetap menggunakan face shield.

Dengan demikian kita dipastikan tidak akan "hidup normal" dalam waktu Dekat. Oleh karena itu kita harus menyiapkan mental untuk siap "hidup tidak normal" selama waktu yang tidak tentu.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun