Saat ini Amerika Serikat menempati urutan pertama negara yang paling banyak terkena kasus Covid-19. Seperti dilansir kompas.com yang dikutip dari Worldmeters, kamis pagi (30/04/2020), saat ini kasus Covid-19 di Amerika Serikat telah mencapai 1.057.978 orang terinfeksi, 61.428 orang meninggal dunia, dan 145,389 Â orang dinyatakan sembuh.
Amerika Serikat menyalip negara-negara lain yang sebelumnya berada di bawahnya, Â seperti Italia, Spanyol, Iran, dan sebagainya. Bahkan Amerika Serikat jauh berada di atas China yang berada di urutan ke-10. Padahal China merupakan negara pertama terjadinya kasus Covid-19.
Ada beberapa analisa mengapa kondisi Amerika Serikat bisa seperti saat ini. Banyak pihak meyakini bahwa salah satu faktor penyebab utamanya adalah karena sikap Donald Trump, Presiden Amerika Serikat sendiri.
Sebagaimana dikutip banyak sumber, pada awal baru terjadinya beberapa kasus Covid-19 di Amerika Serikat bulan Pebruari lalu, Donald Trump dan sebagian besar pejabat pemerintah kompak meyakinkan masyarakat bahwa Covid-19 tidak perlu ditakutkan. Covid-19 tidak ada bedanya dengan flu biasa.
Ya, saat itu Donald Trump dan para pejabat pemerintah cenderung menganggap enteng dan menyepelakan wabah Covid-19. Para tenaga medis Amerika Serikat sendiri menyebut Trump terlalu menyederhanakan Covid-19.
Tak sampai dua bulan, sikap Trump berubah. Sikap Trump bertolak belakang dengan apa yang dikatakan sebelumnya. Trump kemudian mengakui bahwa Covid-19 merupakan virus yang ganas.
Sikap Donald Trump dan beberapa pejabat pemerintahannya di awal baru terjadinya kasus Covid-19 di Amerika Serikat, merupakan fenomena yang juga hampir sama dengan sebagian orang yang ada di negeri ini.
Tak sedikit orang di berbagai lapisan masyarakat, yang sampai saat ini menganggap enteng dan menyepelekan Covid-19. Menurut mereka, Covid-19 tidak sebahaya yang digembar-gemborkan. Jadi tak perlu disikapi secara berlebihan.
Akibatnya, imbauan pemerintah untuk melakukan social distancing atau physical distancing pun kerap diabaikan. Mereka beraktifitas seperti biasa seolah-olah tidak ada wabah yang berbahaya.
Termasuk dalam melakukan aktifitas keagamaan, masih banyak orang yang melakukannya secara normal sebagaimana biasa. Mereka tetap melakukan sholat berjamaah di masjid seperti biasa, mengadakan pengajian rutinan, dan aktiftas keagamaan lainnya.
Mereka menganggap bahwa menjalankan perintah Tuhan adalah kebaikan yang utama, yang pasti akan diridhoi oleh Tuhan. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa Tuhan pasti akan melindungi  mereka dengan tidak menimpakan Covid-19..