Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Marhaban Ya Ramadan

22 April 2020   22:47 Diperbarui: 23 April 2020   07:43 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
banjarmasin.tribunnews.com

Hari Jum'at, 24 April 2020 insya Allah umat Islam di seluruh dunia akan memasuki bulan mulia, yakni bulan Ramadan. Bulan Ramadan merupakan bulan ketika semua umat Islam melaksanakan ibadah puasa di bulan itu selama sebulan penuh.

Secara tekstual, puasa adalah menahan diri dari tidak makan dan minum dan hal-hal lain yang membatalkan puasa dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Tetapi secara kontekstual puasa tidak sekedar itu.

Secara kontekstual, puasa selain menahan diri dari tidak makan dan minum dan hal-hal lain yang membatalkan puasa dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, juga menahan diri dari melakukan hal-hal lain yang kurang bermanfaat atau sia-sia. Selain itu orang yang melakukan puasa memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi dan lebih care terhadap lingkungannya.

Bagi semua umat Islam, puasa di bulan Ramadan ini mungkin terasa lebih berat karena dalam situasi tidak normal karena pandemi Covid-19. Situasi seperti saat ini belum pernah dialami oleh umat Islam sebelumnya.

Bayangkan saja selain harus menahan lapar dan haus, umat Islam yang sedang melaksanakan puasa juga harus senantiasa melakukan social distancing dan physical distancing. Padahal di bulan Ramadan ada banyak aktifitas yang melibatkan kerumunan orang-orang. Seperti salat tarawih bersama, membaca al-Qur'an bersama, kuliah subuh bersama, dan sebagainya.

Berbagai aktifitas yang melibatkan kerumunan orang-orang yang biasa dilakukan di bulan Ramadan itu, oleh pemerintah dan MUI (Majelis Ulama Indoensia) memang diimbau untuk tidak dilakukan pada Ramadan ini. Akan tetapi beberapa kalangan umat Islam nampaknya akan mengacuhkan imbauan pemerintah dan MUI.

Padahal imbauan pemerintah dan MUI untuk tidak melakukan berbagai aktifitas tadi untuk kebaikan bersama. Yakni agar penyebaran virus Corona tidak semakin meluas.

Puasa di bulan Ramadan ini terasa lebih berat juga karena banyak orang menjadi pengangguran dan tak berpenghasilan. Sementara budget untuk kebutuhan pangan di bulan Ramadan biasanya justeru lebih banyak dan lebih besar dari bulan lain.

Bagi para pekerja, karyawan, atau pegawai, bulan Ramadan justeru biasanya bulan panen. Karena pada bulan Ramadan mereka biasa mendapatkan bonus berupa THR (Tunjangan Hari Raya).

Ramadan tahun ini memang cukup berat bagi semua. Tapi justeru itulah ujian sesungguhnya. Kualitas keimanan dan ketakwaan umat Islam akan teruji dengan situasi seperti tadi.

Bagi orang-orang yang berpunya (kaum aghniya) dan berlebih harta, Ramadan ini juga menjadi sebuah ujian besar. Apakah kepedulian dan kepekaan sosial mereka terasah atau tidak. Apakah mereka tergerak hati untuk membantu meringankan saudara-saudaranya yang terdampak langsung pandemi Covid-19 atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun