Seorang teman bercerita. Suatu saat ia bersama isterinya pergi ke sebuah mall untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Sesuai imbauan pemerintah ia dan isterinya pergi ke mall lengkap memakai masker.
Di dalam mall sang teman dan isterinya terpisah. Ia melihat-lihat alat olahraga. Sedangkan isterinya melihat-lihat tempat jual kebutuhan sehari-hari. Seperti beras, minyak, bumbu-bumbu, Â dan sebaginya.
Selang sepuluh menit kemudian, di antara tempat jual alat-alat olahraga dan kebutuhan sehari-hari terjadi kegaduhan. Orang-orang berhamburan. Ternyata ada orang yang mendadak jatuh pingsan.
Maklum dalam suasana siaga Covid-19, orang-orang tentu sangat khawatir bahwa orang itu terjatuh karena positif Covid-19, sehingga tak ada seorang pun yang berani menolong secara langsung. Â Beberapa orang terlihat berusaha menghubungi pihak yang terkait dengan penanggulangan Covid-19.
Melihat hal itu sang teman merasa khawatir. Ia kemudian mencari-cari sang isteri diantara kerumunan orang-orang.
Ia bermaksud mengajak  pulang isterinya karena situasi kurang memungkinkan. Tujuan belanja dipending sementara waktu.
Setelah beberapa menit berputar-putar mencari, sang teman akhirnya melihat seorang perempuan yang ia yakini sebagai isterinya sedang memilih beberapa jenis sayuran. Sang teman tanpa basa-basi langsung  mengajak isterinya itu pulang.
Isterinya malah seperti kaget. Ia menolak mentah-mentah, tak mau pulang. Sang teman tak mau  berdebat, ia menarik  tangan isterinya dan langsung menuju parkiran.
Isterinya kelihatan sangat kesal dan marah. Ia kemudian menghardik-hardik sang teman. Â Terjadilah pertengkaran kecil.
Dalam kemarahannya perempuan itu kemudian membuka masker. Eh ternyata dia bukan isteri dari sang teman. Postur tubuh, pakaian, dan maskernya hanya mirip. Pantas saja dia marah.
Pesan moral : Teliti sebelum membeli... Eh, teliti sebelum membawa pergi. Jangan sampai salah membawa bini. Â