Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerajaan Fiktif, Mengapa Baru Dimunculkan Sekarang ?

21 Januari 2020   21:43 Diperbarui: 22 Januari 2020   05:53 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Selain masalah banjir dan Anies Baswedan yang menjadi trending topic pemberitaan di awal tahun 2020 ini, ada pula trending topic pemberitaan lain yang kurang sedap, yakni terbongkarnya kasus mega korupsi dua BUMN, yakni PT Jiwasraya dan PT Asabri. Selain itu muncul pula kasus suap terhadap salah seorang komisioner KPU, Wahyu Setiawan yang melibatkan elit partai PDIP. Dalam kasus suap itu juga KPK menjadi sorotan karena dinilai menjadi "impoten" ketika akan melakukan penggeledahan di kantor DPP PDIP.

Berikutnya, di tengah-tengah ramainya kasus mega korupsi dan suap yang menjadi  trending topic pemberitaan, masyarakat kemudian dihebohkan oleh berita dengan "tema" lain tapi juga cukup menyita perhatian. Berita dimaksud adalah mengenai kemunculan beberapa kerajaan fiktif di beberapa daerah.

Kehebohan pertama munculnya pemberitaan mengenai Kerajaan Agung Sejagat di desa Pogung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kerajaan Agung Sejagat itu dipimpin oleh "Raja" bernama Totok Santoso Hadiningrat, yang bergelar Rakai Mataram Agung Jaya Kusuma Wangsa Sanjaya dan "Ratu" bernama Fanni Aminadia, yang bergelar Kangjeng Ratu Dyah Gitarja.

Setelah Kerajaan Agung Sejagat di desa Pogung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kemudian ditemukan pula kerajaan serupa keraton agung sejagat di Klaten. Kerajaan ini ternyata merupakan cabang dari Kerajaan Agung Sejagat Purworejo. Kerajaan Agung Sejagat Klaten  dipimpin oleh Mahamenteri Wiwik Untari.

Bergeser ke daerah Pasundan. Tepatnya di ibukota Provinsi Jawa Barat, Bandung. Di sana muncul pemberitaan mengenai adanya kerajaan bernama Kerajaan Sunda Empire. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang Grand Prime Minister bernama Nashir Banks. Pimpinan lain Kerajaan Sunda Empire bernama Ki Ageng Rangga Sasana,  yang bernama asli  Edi Raharjo.

Masih di daerah Pasundan. Di daerah sebelah timur Bandung, muncul pula pemberitaan adanya sebuah kerajaan berbentuk kesultanan bernama Kesultanan Selaco di Desa Cibungur, Kecamatan Parung Ponteng, Kabupaten Tasikmalaya. Kesultanan Selaco ini dipimpin oleh Rohidin yang bergelar Sultan Patra Kusumah VIII.  

Hebohnya pemberitaan mengenai fenomena munculnya beberapa kerajaan fiktif di beberapa daerah seperti di atas, bagi saya tidak aneh. Sebab bagi saya, sebagian masyarakat kita memang masih banyak yang suka aneh-aneh dan tidak jelas. Banyak dari masyarakat kita masih percaya kepada mitos-mitos atau percaya kepada hal-hal mistis. Bahkan mereka yang termasuk kaum terpelajar pun tidak sedikit yang masih percaya pada hal-hal seperti itu.

"Konsep-konsep" kerajaan yang disampaikan beberapa petinggi kerajaan fiktif bagi saya merupakan hal yang  menggelikan dan absurd. Simak saja apa yang disampaikan oleh Raja dan Ratu Kerajaan Agung Sejagat misalnya, sebelum mereka "diamankan" pihak berwenang. Keduanya mengaku bahwa kerajaannya menguasai seluruh dunia. Selain itu keduanya mengklaim punya tugas untuk meneruskan Kerajaan Majapahit yang runtuh pada tahun 1518, atau sekitar 500 tahun yang lalu.

Begitupula apa yang disampaikan oleh Grand Prime Minister Kerajaan Sunda Empire yang menyatakan bahwa Kerajaan Sunda Empire merupakan kekaisaran matahari dan bumi. Mereka mengklaim beranggotakan 54 negara. Selain itu petinggi Kerajaan Sunda Empire bernama Ki Ageng Rangga Sasana menyatakan bahwa keberadaan Sunda Empire untuk melahirkan tatanan bumi yang menyelamatkan atas keselamatan bumi dan umat  keseluruhan. Ki Ageng juga mengklaim bahwa Sunda Empire mampu mengendalikan nuklir dengan menggunakan Empire Sistem.

Hal yang menarik bagi saya adalah justeru momen pemberitaan munculnya kerajaan-kerajaan fiktif itu. Mengapa adanya kerajaan-kerajaan fiktif itu baru dimunculkan sekarang ketika ada kasus mega korupsi dan suap yang sangat menyita perhatian publik ? Bukankah keberadaan kerajaan-kerajaan fiktif sudah cukup lama beberapa tahun yang lalu ? Entahlah. Mungkin semua hanya kebetulan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun