Mohon tunggu...
Wiwik Winarsih
Wiwik Winarsih Mohon Tunggu... Konsultan - Hati yang gembira adalah obat

Pekerja Lepas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Selamat Datang, Pak Nadiem!

1 November 2019   17:15 Diperbarui: 4 Januari 2020   18:35 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemerataan atau redistribusi guru ini harus segera diselesaikan. Beriringan dengan akan terus adanya rekruitment guru agar masalah lama tidak menumpuk dengan datangnya guru baru. Jangan hanya membuat rakyat berkorban karena zonasi telah membuat orang tua tidak lagi leluasa mengirim anaknya ke sekolah yang disukai, tetapi  guru juga harus mendukung redistribusi guru demi perkembangan anak-anak Indonesia.

Buatkanlah sistem akuntabilitas penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang lebih kuat. Sistem akuntabilitas ini bisa diletakkan di situs dinas pendidikan propinsi, situs kabupaten/kota atau situs dinas pendidikan kabupaten/kota. Apabila ditelusuri situs BOS yang paling kuat memang yang dikelola oleh Kemdikbud tetapi laporan akuntabilitas dana BOS telah berupa agregat. Dan laporan penggunaan dana BOS memang disediakan tetapi hanya akan diberi apabila diminta. Cara seperti ini tentu bukan bentuk akuntabilitas publik. 

Pada saat periode awal penerapan Menejemen Berbasis Sekolah (MBS), untuk tujuan akuntabilitas sekolah disarankan memajangkan rencana kerja dan laporan kegitan sekaligus laporan keuangannya di tempat  yang mudah dijangkau dan dibaca oleh umum. Tujuannya agar stakeholder terdekat sekolah dapat mengetahui apa yang dilakukan sekolah dan laporan pertanggung jawabannya. Dalam praktiknya pemajangan laporan sekolah di tempat terbuka tidak terlaksana 100%. Di sana-sini masih ada sekolah yang ragu-ragu bahkan untuk sekedar memajang rencana kerja. Padahal pemajangan rencana kerja ini akan membantu sekolah dapat memiliki rencana kerja yang memenuhi kebutuhan semua pihak dan dapat menghidarkan kejadian seperti di DKI yang menyebutkan belanja lem senilai 80 milyaran. Apabila rencana kerja sekolah sudah terkoreksi di tingkat paling bawah yaitu di sekolah itu sendiri, kejadian seperti di DKI tidak perlu ada.

Perapan MBS akan memasuki 2 dekade dan sepertinya bentuk akuntabilitas laporan keuangan sekolah tidak berkembang bahkan ketika saat ini dana BOS telah dikelola di tingkat propinsi. Di situs dinas pendidikan propinsi pada umumnya terdapat menu khusus tentang BOS tetapi apabila dibuka sebagian besar isinya adalah berita. Memang ada bagian khusus tentang laporan keuangan BOS tapi apabila dibuka tidak terdapat info yang memadai. Padahal dalam praktiknya sekolah dipastikan sudah mengirimkan laporan keuangan BOS karena takut terlambat yang menyebabkan terlambatnya penyaluran dana BOS. Rupanya sekolah masih lebih takut kepada penyalur dana BOS dari pada dengan pemilik sebenarnya dari uang negara yaitu rakyat.

Dekatkanlah penelitian di Universitas dengan dunia praktik nyata terutama yang menyangkut dunia usaha. Mungkin sudah banyak yang meminta hal seperti ini dan sudah terlalu sering. Beberapa saat  lalu Menristek terdahulu mengatakan jumlah penelitian di perguruan tinggi meningkat pesat. Katanya jumlahnya mungkin tidak memalukan apabila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara. Tetapi bagaimana apabila yang meningkat hanya jumlahnya? Ini kan linear saja dengan jumlah dana penelitian untuk perguruan tinggi yang juga meningkat.

Bagi saya yang orang awam, akan sangat menyenangkan apabila setiap kali mencari jawaban dapat menemukan informasi lengkap dari hasil penelitian yang mendapat pengakuan. Hasil penelitian yang aplikable akan membantu para usahawan terutama pengusaha pemula. Bayangkanlah apabila seorang pengusaha pemula ingin sukses harus melalui try and error sendiri yang tentunya akan memakan biaya besar. Hasil penelitian dari perguruan tinggi yang aplikabel akan membantu setiap pemula untuk mengambil keputusan yang lebih tepat berdasar hasil penelitian yang teruji tanpa harus berkali-kali mengalami error. Praktik-praktik seperti ini akan mengurangi resiko usaha dan membuat usaha para pemula akan lebih efisien. 

Terimakasih pak Menteri, semoga bermanfaat.

(Ditulis pertama 1 Nopember 2019, di perbaiki 4 Januari 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun