Mohon tunggu...
Wiwik TriErnawati
Wiwik TriErnawati Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah sosial

Penggerak Literasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengulik Pemikiran Sheikha Moza: Terhadap Genosida di Gaza dan Feminisme Revolusioner di Timur Tengah

14 September 2024   18:17 Diperbarui: 14 September 2024   18:21 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:beautynesia.id

Konflik antara Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, telah menjadi salah satu konflik berkepanjangan yang paling menyakitkan dalam sejarah modern. Dalam serangan yang terus terjadi, wilayah Gaza sering kali menjadi target operasi militer Israel. Tragisnya, banyak korban dari konflik ini adalah anak-anak dan perempuan, yang secara langsung terkena dampak kekerasan dan blokade yang menjerat mereka dalam situasi yang tak terelakkan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas di Gaza, Palestina mencapai 31.045 orang. Sebanyak 72.654 orang terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 yang dikutip dari beberapa sumber. Dilansir Al Jazeera, Minggu (10/3/2024), sekitar 72 persen korban merupakan anak-anak dan perempuan. Sementara itu dalam 24 jam terakhir, serangan Israel terhadap warga Gaza mengakibatkan 85 orang tewas dan ratusan orang terluka.

Dari konflik yang berkepanjangan, tragedi kemanusian, ketidakadilan gender dan terlebih lagi melihat dunia Barat yang hening dan membiarkan tragedy ini berlangsung  mendorong  seorang tokoh Perempuan Sheikha Moza bint Nasser, istri dari Emir Qatar dengan lantang menyuarakan pendapatnya. 

Sheikha Moza bint Nasser dikenal sebagai seorang tokoh perempuan yang berpengaruh, tak hanya di Timur Tengah tetapi juga di panggung dunia internasional. Sebagai seorang filantropis, pendidik, dan aktivis, pandangannya mengenai isu-isu kemanusiaan, termasuk keheningan dunia terhadap genosida di Gaza, memberikan perspektif yang mendalam tentang ketidakadilan yang dihadapi oleh rakyat Palestina. Dalam konteks ini, pemikirannya sering kali mencerminkan akar feminisme yang muncul di Timur Tengah, di mana perempuan tidak hanya memperjuangkan hak-hak mereka tetapi juga terlibat dalam advokasi hak-hak kemanusiaan dan keadilan sosial.

Keheningan Dunia Terhadap Genosida di Gaza: Kegagalan Moral Global

Krisis kemanusiaan di Gaza telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan dampak yang menghancurkan bagi rakyat Palestina. Serangan udara, blokade, dan kekurangan sumber daya vital seperti listrik, air bersih, dan makanan telah menjadikan Gaza sebagai salah satu wilayah paling terisolasi dan menderita di dunia. 

Bagi Sheikha Moza, tragedi yang dialami Gaza bukanlah sekadar isu politik, tetapi krisis kemanusiaan yang mendalam. Namun, ia merasa dunia terlalu sering diam atau tidak bertindak tegas dalam menghadapi kekejaman ini. Menurutnya, kebisuan internasional terhadap penderitaan rakyat Palestina adalah sebuah kegagalan moral global yang tak termaafkan.

Dalam berbagai kesempatan, Sheikha Moza menyoroti bagaimana negara-negara besar di dunia sering kali memandang krisis di Gaza dengan sikap apatis, atau lebih buruk lagi, bersikap ambigu. Mereka lebih sibuk mempertimbangkan kepentingan geopolitik dan aliansi strategis daripada mengutamakan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia. 

Menurut Sheikha Moza, dunia tidak bisa terus-menerus memilih diam, karena keheningan ini sejatinya adalah persetujuan diam-diam terhadap kekerasan dan penindasan yang berlangsung di sana. Dalam salah satu pidatonya di forum global, Sheikha Moza dengan tegas mengatakan:

"Ketika dunia memilih untuk tidak berbicara, ketika dunia memalingkan wajahnya dari penderitaan rakyat Gaza, mereka turut mengambil bagian dalam penindasan itu. Kita semua harus bertanya kepada diri kita sendiri: Apa arti dari keadilan jika kita terus membiarkan kebisuan mengalahkan kemanusiaan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun