Mohon tunggu...
Wiwik TriErnawati
Wiwik TriErnawati Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah sosial

Penggerak Literasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengulik Pemikiran Sheikha Moza: Terhadap Genosida di Gaza dan Feminisme Revolusioner di Timur Tengah

14 September 2024   18:17 Diperbarui: 14 September 2024   18:21 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:beautynesia.id

Keheningan ini, menurutnya, telah menciptakan ruang bagi Israel untuk terus melanjutkan kebijakan agresifnya tanpa takut akan konsekuensi internasional. Ia tidak hanya berbicara dalam kapasitas politik, tetapi juga menempatkan dirinya sebagai advokat kemanusiaan yang bersikeras bahwa solusi hanya dapat ditemukan melalui pendidikan, dialog, dan intervensi kemanusiaan yang mendalam. Sheikha Moza meyakini bahwa membekali generasi muda Palestina dengan akses pendidikan yang layak adalah kunci untuk memutus siklus kekerasan yang terus-menerus.

Dasar Feminisme di Timur Tengah: Perjuangan di Tengah Ketidakadilan

Sebagai tokoh perempuan yang kuat, Sheikha Moza juga menjadi simbol feminisme modern di Timur Tengah, sebuah kawasan yang sering kali digambarkan sebagai represif terhadap perempuan. Namun, Sheikha Moza menentang pandangan ini dengan tegas. Menurutnya, feminisme di Timur Tengah memiliki karakteristik yang berbeda dari feminisme di Barat, tetapi sama-sama bertujuan untuk mengangkat peran dan hak-hak perempuan di masyarakat.

Feminisme yang diusung Sheikha Moza bukanlah feminisme yang radikal, tetapi feminisme yang berakar pada tradisi, agama, dan konteks sosial budaya Timur Tengah. Baginya, perjuangan hak-hak perempuan di Timur Tengah tidak bisa dilepaskan dari perjuangan untuk keadilan sosial dan politik yang lebih luas. Perempuan di kawasan ini, menurutnya, tidak hanya berjuang untuk kesetaraan gender, tetapi juga untuk perdamaian, kemerdekaan, dan keadilan bagi seluruh masyarakat.

Dalam konteks Gaza, Sheikha Moza sering kali menyoroti peran perempuan Palestina dalam menjaga kelangsungan hidup komunitas mereka di tengah kekerasan dan blokade. Di Gaza, perempuan tidak hanya menjadi korban kekerasan, tetapi juga menjadi tulang punggung bagi keluarga dan komunitas mereka. Mereka mengelola rumah tangga di tengah krisis, menjaga anak-anak, dan sering kali menjadi sumber penghidupan ketika para pria dipenjara atau terbunuh. Perempuan Gaza, menurut Sheikha Moza, adalah pahlawan-pahlawan yang tidak diakui, yang layak mendapatkan perhatian dan penghargaan yang lebih besar dari dunia internasional.

Sheikha Moza juga menyadari bahwa feminisme di Timur Tengah harus mengambil pendekatan yang berbeda, karena tantangan yang dihadapi perempuan di kawasan ini sangat kompleks. Mereka harus melawan ketidakadilan internal, seperti patriarki dan aturan sosial yang ketat, sambil juga berhadapan dengan tantangan eksternal, seperti konflik bersenjata dan kolonialisme. Feminisme di kawasan ini, dalam pandangan Sheikha Moza, harus menyeimbangkan antara penghormatan terhadap tradisi dan kebutuhan untuk perubahan.

Menghubungkan Feminisme dan Isu Gaza

Pemikiran Sheikha Moza tentang keheningan dunia terhadap genosida di Gaza dan feminisme di Timur Tengah saling terkait. Baginya, isu-isu kemanusiaan, seperti yang terjadi di Gaza, tidak dapat dipisahkan dari perjuangan hak-hak perempuan. Dalam konteks ini, feminisme tidak hanya berbicara tentang kesetaraan gender, tetapi juga tentang keadilan universal yang mencakup semua bentuk penindasan, baik itu terhadap perempuan maupun komunitas yang terpinggirkan seperti rakyat Palestina.

Sebagai seorang feminis dari Timur Tengah, Sheikha Moza menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam memimpin perubahan, tidak hanya dalam memperjuangkan hak-hak mereka sendiri tetapi juga dalam membela mereka yang tertindas. Dalam hal ini, ia mengajak dunia untuk lebih peka terhadap situasi di Gaza dan menuntut tanggung jawab global terhadap genosida yang terus berlangsung.

Menghadapi Keheningan Dunia dan Memperjuangkan Keadilan

Sheikha Moza bint Nasser adalah simbol dari perjuangan untuk keadilan di dunia Arab dan dunia internasional. Melalui pemikiran dan tindakannya, ia menantang dunia untuk tidak lagi diam dalam menghadapi tragedi kemanusiaan, terutama di Gaza. Keheningan dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina bukan hanya sebuah kegagalan moral, tetapi juga mencerminkan bagaimana kepentingan politik sering kali mengalahkan prinsip-prinsip kemanusiaan. Dengan upaya konkret di bidang pendidikan dan filantropi, Sheikha Moza menunjukkan bahwa perubahan bisa terjadi jika dunia bersatu untuk bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun