Libur telah tiba
Libur telah tiba
Hore... Hore...Â
Hatiku gembiraÂ
Ini gambaran dari masyarakat yang pada saat ini seolah olah haus dengan liburan. Tentunya ini akan menjadi momen yang seru terlebih lagi bagi mereka yang hanya memiliki sedikit waktu untuk berlibur.Â
Fenomena yang terjadi di stasiun kereta api, bandara, terminal bus dan belum lagi padatnya arus jalan tol dengan kendaraan pribadi menjelang libur Nataru dan akhir tahun, menjadi perhatian utama munculnya budaya mudik, dimana momen tersebut hanya kita temui ketika menjelang hari raya Idul Fitri saja.Â
Apabila lebih jauh kita soroti, Â dampak signifikan perubahan dan situasi kehidupan pada masa pandemi dya tahun belakangan ini, memberikan banyak sekali pengaruh bagi kehidupan setiap orang. Hal tersebut dapat kita amati terjadinya perubahan dari konstruk berpikir kita dari perubahan sosial, perubahan ekonomi, perubahan kesehatan dan bahkan perubahan sosial secara mental.Â
Terjadinya konsep perubahan terhadap kehidupan pada saat ini banyak memberikan dampak yang menarik dan kepada kepedulian seseorang terhadap kesehatan mental. Kesehatan mental seolah sudah menjadi suatu keharusan bagi setiap orang ketika mereka dihadapkan pada hal-hal yang dirasakan secara psikis mendapatkan tekanan hidup menjadi terasa berat dan mempengaruhinya dalam kehidupannya sehari hari.Â
Tren yang sering kita dengar saat ini dan sudah mulai akrab di telinga kita, ya... kata "healing". Kondisi ini tidak terlepas dari adanya perkembangan teknologi yang berkembang pafa saat ini yang memberikan berbagai penayangan  atau konten kreatif baik betupa video maupun suara serta konsep yang identik dengan bahasa healing sebagai suatu cara untuk melepaskan diri dari segala tekanan dan beban hidup seseorang.Â
Salah satu cara yang ditempuh yaitu melalui berkunjung atau pergi ke suatu destinasi yang menyenangkan,  memberikan  sensasi menggembirakan dan menarik lainnya.Â
Konsep "healing" menjadi kata mujarab ketika seseorang merencanakan untuk pergi berlibur atau ketika seseorang lepas dari tekanan hidup. Memaknai healing seolah menjadi obat yang mampu memberikan sugesti kepada seseorang untuk menikmati kehidupan ini dengan kegembiraan.
Setuju atau tidak setuju, mau atau tidak mau, pada akhirnya "healing" menjadi bagian dari budaya baru yang melekat iya dalam sisi positif kehidupan kita. Â Jadi, nikmati saja ketika kita mempunyai banyak kesempatan untuk bisa "healing" Â tanpa memperdulikan destinasi tujuan kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H