"Postingan dengan caption "Coba percaya sama diri sendiri" ini memamerkan lipatan tubuh Tara Basro, tujuannya menularkan rasa percaya diri kepada semua orang."Â
Tubuh merupakan keseluruhan struktur fisik organisme manusia, yang terdiri atas bentuk tubuh yang kasat mata dan tidak. Karena dalam tubuh manusia ada serangkaian antara jiwa dan raga, bukan hanya ada tangan, hidung, kepala, kaki, mata, rambut, rahim dan lain-lain.
Tetapi mencakup seisi jiwa baik itu pikiran, perasaan, hati dan atas apa yang tak terlihat untuk mata namun bisa dirasakan dalam satu naluri manusia. Semua itu ada dalam satu rangkaian yang terbentuk menjadi satu yaitu tubuh, dikutip dari Listiyono Santoso, dkk, hal. 179.
Tubuh perempuan sebagai sebuah persoalan akan berhadapan dengan pemaknaan atas fungsi fisiknya. Secara fisik, tubuh perempuan adalah sebuah identitas yang membedakannya dengan tubuh laki-laki baik penampakannya, fungsi maupun konfigurasi anatominya yang lain, tubuh perempuan berkaitan dengan hal-hal yang dikonstruksi secara sosial dan budaya pada peran dan fungsinya.
Fakta yang menarik ketika Tara Basro tanpa malu-malu mengunggah foto tanpa busana ke akun media sosial pribadinya, yang kini telah dihapus. Postingan dengan caption "Coba percaya sama diri sendiri" ini memamerkan lipatan tubuh Tara Basro, tujuannya menularkan rasa percaya diri kepada semua orang.Â
Postingan Tara tersebut mendapat apresiasi dari netizen. Ada yang mendukung dan ada juga yang merasa telah diingatkan untuk cinta kepada diri sendiri. Â
Pro dan kontra belakangan muncul ketika postingan tersebut dianggap oleh pemerintah melanggar UU ITE. Apa yang dianggap baik untuk menggugah kesadaran kaum perempuan untuk tidak terjebak pada konsep cantik itu harus berkulit putih dan tubuh langsing, tidak semuanya direspon secara positif.Â
Perempuan yang saat ini selalu memenjarakan dirinya untuk selalu tampil ayu, cantik, langsing sehingga harus berupaya memake over wajah dan tubuhnya dengan berbagai cara tanpa mempertimbangkan berapa banyak biaya yang harus mereka keluarkan.
Jika perempuan itu pada level status sosial atas bukan sebuah hambatan untuk menjadikan persis atau menyamakan dirinya dengan perempuan-perempuan ayu atau cantik seperti dalam tokoh-tokoh dongeng atau komik.Â
Sebaliknya perempuan pada level status sosial bawah berupaya me-make over dirinya dengan produk-produk kecantikan yang murah dan instan, yang tentunya lambat laun akan berdampak buruk pada kesehatannya.