Mohon tunggu...
wiwik kurniaty
wiwik kurniaty Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Energi Terbuang untuk Fenomena Kerajaan yang Muncul

29 Januari 2020   06:41 Diperbarui: 29 Januari 2020   06:47 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pembentukan negara ini sama sekali jauh dari kata sederhana. Mungkin bisa dimulai dari bagaimana Nusantara itu terbentuk sejak beberapa kerajaan besar menguasai wilayah ini. Ada satu keinginan untuk menyatukannya dalam sebuah negara.

Nusantara amat kaya dengan hasil bumi karena air selalu tersedia di sepanjang tahun kecuali pada bagian-bagian tertentu di negeri ini. Tak hanya tanaman padi tapi juga hasil hortikultura dan tanaman perkebunan dan rempah-rempah. Belum lagi hasil laut yang berlimpah.

Kekayaan ini yang membuat bangsa lain datang dan ingin berdagang secara ekslusif dengan nusantara. Mungkin bisa kita sebutkan di sini adalah bangsa Portugis yang mengincar rempah-rempah di daerah Maluku dan beberapa daerah di Timor. Kemudian VOC datang dan mengekploitasi secara massif beberapa hasil bumi di sampaing rempah-rempah.

Kopi, gula, tembakau, karet dan lain sebagainya adalah komoditi yang diincar oleh VOC. VOC menjadi amat kaya di Belanda sampai diberi hak untuk mengelola pemerintahan dan tentara sendiri di Hindia Belanda.  

Setelah VOC bangkrut pada tahun 1799 karena korupsi dan terlibat banyak peperangan dengan raja-raja lokal. Sejak 1800 pemerintah Hindia Belanda resmi melakukan take over (pergantian kekuasaan) dari VOC kepada pemerintahan Belanda untuk mengelola nusantara.

Tahap nusantara dijajah oleh orang asing dalam hal ini Portugis dan Belanda memang tahap dimana ujian itu berlangsung sangat berat pada  rakyat di Nusantara. Banyak raja-raja lokal harus  berperang dengan VOC untuk mempertahankan haknya sebagai penguasa lokal di tempat mereka. Ini tak hanya di Jawa tetapi juga di Sumatera, Kalimantan , Bali NTB bahkan Sulawesi. Peperangan itu memakan korban jiwa yang tak sedikit pada pribumi.

Memang, sejak Majapahit runtuh pada sekitar abad ke 14, pemerintahan ada pada kekuasaan raja-raja kecil di Nusantara. Dan eksploitasi ekonomi  dan adu domba yang dilakukan VOC menghancurkan rasa percaya diri pada raja-raja kecil dan sebagian besar masyarakat Nusantara.

Hanya saja, usai politik etis diberlakukan muncul beberapa pribumi yang berpendidikan cukup yang membawa cita-cita besar Nusantara untuk bersatu kembali menjadi satu kesatuan bangsa. Dimulaia perjuangan diplomasi membawa rakayt Nusantara untuk menyatukan diri menjadi satu bangsa Indonesia.

Kerajaan-kerajaan itu kemudian melebur menjadi satu kembali seperti zaman Majapahit tapi dengan rasa yang lebih matang karena telah melampaui  berbagai tantangan seperti penjajahan. Jadi Nusantara yang duu dipersatukan oleh Patih GajahMada dipersatukan kembali oleh pendiri bangsa ini yaitu Soekarno dan Hatta.

Sehingga kerajaan-kerajaan yang kini muncul tanpa alasan jelas dan dengan cita-cita seperti apa meruapakan fenomena yang layak disayangkan. Bagaimana pun itu adalah energy yang terbuang percuma untuk sesuatu yang percuma. Tak ada manfaat dan rasa positif yang bisa dibangun dari munculnya kerajaan-kerajaan itu.

Akan lebih baik jika energy dan pemikiran itu diubah menjadi energy untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun