Ikan Kakak Tua, Kepunahan dan Kesadaran
Keindahan ikan kakak tua, sangat berbeda dibanding jenis ikan yang lain. Meskipun bukan tergolong ikan hias namun kecantikannya tidak kalah dengan ikan hias yang di rawat dalam aquarium sebagai bagian dari dekorasi rumah ataupun karena sebagai  hobby.
Ikan kakak tua memiliki corak yang beragam dengan berbagai warna. Dalam satu tubuh ikan terdapat beberapa warna bagai lukisan alam yang menakjubkan. Tak ada satupun yang gagal, apapun perpaduan warnanya semua tampak saling kontras dan menawan. Itupun dalam keadaan mati, entahlah betapa eloknya ketika menari - nari di perairan laut yang berbuih karena gelombang. Pasti terlihat lebih berkilau.
Bukan itu saja, selain cantiknya, ikan ini juga sangat berperan dalam kelestarian biota laut. Ikan kakak tua memakan alga yang dapat menutupi terumbu karang, yang jika dibiarkan pertumbuhannya tidak terkendali, mengakibatkan terumbu karang kekurangan oksigen dan cahaya matahari karena tertutup. Ketika alga dimakan oleh ikan kakak tua, terumbu karang akan tetap terjaga kesehatannya.
Beberapa sumber juga menyebutkan ikan kakak tua sebagai penghasil pasir putih. Hidupnya di sekitar terumbu karang, perairan dangkal menyebabkan ikan kakak tua mudah di tangkap oleh nelayan atau pemburu ikan dengan tombak.
Apakah ikan kakak tua ini dilindungi ?. Sampai saat ini saya belum menemukan adanya undang - undang yang melindunginya secara jelas. Setiap saya mencoba mencari informasi melalui literasi, yang keluar adalah undang - undang Mexico. Pantas saja banyak ikan kakak tua dijual dipasar atau pelelangan.
Begitu juga ketika saya mengunjungi pelelangan ikan terdekat. Ternyata ikan kakak tua bukan termasuk jenis ikan - ikan yang dianggap bernilai tinggi seperti kakap merah, tenggiri, kerapu dll. Harganya cukup murah antara 25 sampai 30rb perkilo tergantung ukurannya.
Sungguh tidak tega memasak ikan secantik ini, ditambah perannya yang sangat penting dalam perairan. Namun demi sebuah pengalaman saya mencobanya juga. Yang mengherankan, ikan selezat ini mengapa kurang diminati dan dianggap bukan ikan dengan nilai ekonomi tinggi. Teksturnya tidak jauh beda dengan ikan kakap, begitu juga warna dagingnya yang putih bening. Dagingnya sangat tebal dan kenyal seperti tekstur ikan laut dalam.
Meskipun demikian, saya tidak akan memasukkan ikan kakak tua kedalam daftar belanjaan saya ketika saya ke pasar atau pelelangan. Perasaan bersalah ketika memakannya membuat saya kurang nyaman. Apalagi ikan ini di khabarkan mengalami penurunan populasinya dan terancam punah.
Namun, meskipun bukan termasuk yang sangat dicari untuk dikonsumsi, ikan ini tetap ditangkapi oleh nelayan dalam jumlah besar, Â untuk diolah menjadi ikan asin. Seperti yang saya temui di sebuah tempat pengolahan ikan asin.
Berkuintal - kuintal ikan kakak tua diolah menjadi ikan asin. Kebanyakan dari pekerja di tempat tersebut tidak mengetahui perihal ikan kakak tua. Mereka menganggap sebagai bagian ikan - ikanan pada umumnya.Â
Bahkan mereka menyebutnya dengan nama ikan " Mogong" karena kurang digemari, menurut info seorang pekerja di pabrik ikan asin tersebut. Namun, Setelah diolah menjadi ikan asin, ikan kakak tua termasuk jenis ikan asin yang memiliki harga yang cukup mahal dibanding jenis ikan asin yang lain. Itulah sebabnya mengapa ikan kakak tua ditangkap dalam jumlah besar.
Semoga ada kajian tentang keberadaan ikan ini, dan Undang - undang yang melindunginya. Dan yang paling penting adalah perlunya edukasi dan sosialisasi kepada para nelayan untuk mengenali ikan - ikan yang semestinya dibiarkan tetap hidup dilautan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H