Badanmu memang terlihat mungil
Dengan senyum nakalmu, menari-nari
Sesekali merajuk manja minta dituruti
Kau penghalau duka, pemberi warna
Kau tak tau, ada yang kusembunyikan darimu
Menutupi lemahku ...
Saat kau pegang tanganku
Akupun bergayut kuat dilenganmu
Saat kau peluk, akupun tengah membenamkan diri
Dalam-dalam didekapmu....
Saat kau kejar, aku lebih kencang menghampirimu
Kujadikan benteng, bertarung melawan rapuhku
Ragamu memang tak berdaya..
Namun ketangguhan ruh kita sebanding, tak tertanding
Tegar dihantam pasang surutnya ombak samudera
 Tetap menikmati yang kita punya
Seperti baik- baik saja...
Aku bukan tidak tau,
Bagaimana kau bertahan untuk tidak meronta
Saat ku tak bisa penuhi, apa yang kau minta
Juga sebaliknya,
Kau tak tau betapa perih, ketika maumu tak bisa kuraih
Mari bergengam tangan, saling menguatkan
Menapak jalan yang telah dipilihkan
Teruslah menari-nari jangan pernah terhenti
Supaya mereka tak pernah sadari
Kita Berjalan diatas satu kaki
Jatuh, tertatih-tatih lalu bangkit lagi,
Sambil terus berlarian mengejar mimpi
Bersyukurku berjodoh denganmu, sebagai ibu dan anak
Saling memiliki dan berbagi beban hidup silih berganti
Kau telah dikirim untukku...
Menghapus bayang masa lalu yang membelenggu
 Menemaniku, melewati jalan panjang dengan riang
Tetaplah disisiku, menjadi alasan hidupku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H