Setelah beristirahat beberapa saat, kami berganti pakaian untuk berbasah - basah di pantai depan penginapan, Pantai Arsa. Jalan menuju pantai dipenuhi dengan kios yang menjual pakaian dan jajanan yang di sukai anak - anak. Kami menyewa tikar dan duduk dibawah pohon yang menghadap ke pantai. Terlihat beberapa anak sedang bermain dengan di saksikan orangtuanya yang duduk sambil menikmati jajanan sekitar. Tidak perlu khawatir karena pantai di sekitar pulau cukup aman, seperti pantai mati tak berombak. Dibeberapa tempat yang berombak agak besarpun di bentengi beton tetrapod pemecah gelombang. Hamparan pasirnya yang putih dan beningnya air laut tak dapat membendung keinginanku untuk ikut bermain air bersama anak - anak. Namun baru beberapa saat berendam didinginnya air laut, tiba - tiba seorang pria menghampiriku dan menawarkan  Banana Boat. Perorang 25rb, namun jika kita pakai tiket terusan yang meliputi Banana Boat, Donat dan snorkling bisa lebih murah. Tanpa berpikir panjang kamipun naik Banana Boat berenam. Sangat seru, karena cuaca cerah dan histeria ketika terombang ambing di tengah laut. Dan ketika sudah selesai, akupun membayar 150rb kepada orang tadi. Kulihat orang itu memberikan sebagian uangnya kepada orang lain yang tadi menarik Banana Boat. Akhirnya kami kena juga oleh calo. Maka biasakan mencari sendiri dengan mendatangi tempatnya atau orang yang menjalankan langsung.
Ketika adzan Dzuhur, kami kembali ke penginapan untuk Ishoma. Berganti pakaian, sholat dan makan. Sengaja kami membawa makan dari rumah untuk sekedar  makan siang, supaya tidak dipusingkan mencari makan yang bisa menghabiskan waktu.
Setelah tidur siang, kira - kira jam 16.00 kami kembali menggunakan kostum pantai untuk rencana berikutnya, yaitu snorkeling sambil menunggu sunset. Kali ini kami menuju Pantai Sakura. Berhubung lokasinya agak jauh, kami naik satu - satunya transportasi yang ada disana, sejenis viar yang mereka sebut odong - odong. Dengan tarif 5 ribu perorang. Kalau ingin bebas kemana - mana kita bisa menyewa sepeda listrik. Supaya hemat sebaiknya menyewa harian dengan tarif 50 ribu daripada menyewa perjam 25 - 35 ribu tergantung kepandaian kita menawar dan padat tidaknya pengunjung.
Sesampai di Pantai Sakura, kami sedikit kaget karena suasana agak sepi. Tidak seperti pantai - pantai lain yang ramai menjelang senja. Mungkin karena sekarang masih hari jumat. Ketika mau snorkelingpun tempat peralatannya sudah hampir tutup. Ternyata kami kesorean namun tetap di pandu untuk snorkeling melihat ikan nemo di pantai sakura. Tarif snorkeling disini kami kurang tau pasti, yang jelas ketika kami snorkeling mereka meminta 40ribu perorang sudah termasuk pemandu dan dokumentasi. Jika melalui calo, tentu lebih mahal.
Ternyata kami tidak bisa melihat sunset di sini, dan harus bergeser ke pantai lain. Kamipun diantar odong - odong ke arah Jembatan Cinta. Jembatan cinta adalah jembatan yang berbentuk hati atau daun waru. Pemandangan disini lebih indah. Pantainya juga sangat menawan. Sayangnya ketika kami sampai sudah gelap sehingga sunset sudah usai. Kamipun kembali ke penginapan dan meminta memutari pulau. Ternyata di Pulau ini ada lahan konservasi mangrove. Agak horor juga, menjelang magrib melewati hutan mangrove yang sepi. Terlihat beberapa penginalan terbengkelai. Menurut abang odong - odong sebelum diambil alih Perhutani, wilayah tersebut merupakan wilayah penginapan seperti tempat yang lain.
Setelah sholat magrib, kami makan malam di penginapan dengan memesan makanan dari rumah makan terdekat. Jangan malas - malas bertanya kepada pemilik penginapan untuk mendapatkan makanan yang enak dengan harga standard.
Jika masih cukup punya energi bisa dilanjutkan jalan - jalan di sekitar penginapan . Namun saya memilih beristirahat supaya bisa bangun pagi untuk melihat sunrise. Walaupun di luar masih sangat riuh namun saya memilih untuk tidur. Dan keesokan harinya terbangun jam 04.40 WIB, setelah sholat shubuh, kami bergegas menuju jembatan cinta untuk menyaksikan kemunculan sang surya. Namun baru beberapa langkah dari penginapan ada tukang nasi uduk keliling akhirnya kami sarapan dulu. Akibatnya kami kesiangan sampai di tempat, matahari sudah agak tinggi. Kamipun berjalan - jalan menyusuri jembatan cinta sambil menikmati lukisan alam yang menakjubkan di sepanjang pantai Jembatan Cinta. Selain pantai ada juga kampung jepang tapi kami belum sempat eksplor karena harus kembali ke penginapan untuk bersiap - siap cek out. Kami sengaja pulang pagi supaya air laut masih tenang. Untuk jam cek out penginapan normal seperti pada umumnya jam 11.00 - 12.00 WIB.
Tepat jam 08.00 sesuai janji, kapal yang kami sewa sudah standby di dermaga. Kamipun pulang meninggalkan Untung Jawa dengan berbagai ingatan tentang keseruan bersama keluarga dan keanggunan Untung Jawa yang sulit digambarkan dengan kata - kata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H