Bukit Sekipan, merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karang Anyar, Jawa Tengah. Kira - kira 1,5 - 2 jam perjalanan dari pusat kota solo.
Liburan akhir semester 1 tahun ini, saya dan keluarga memilih bukit sekipan sebagai  tempat menginap. Ada beberapa bukit yang mengitari area villa dan hotel, memberikan nuansa pegunungan yang sejuk dan damai. Villa, hotel, glamping, area camping itu berada tepat dikaki bukit. Ada beberapa bangunan yang bagiaannya bahkan menempel pada sisi bukit.
Kedatangan kami kali ini yang ke dua. Yang pertama pada tahun 2018, namun keadaannya sangat jauh berbeda. Ketika itu hanya terdapat beberapa penginapan saja dan wahana  wisata yaitu Kampung Hallowen, Taman lampion, mini zoo, Kebun stroberi, kebun sayur dll. Sekarang, sepanjang jalan sekipan sudah dipenuhi dengan villa dan hotel. Perkebunan sayur hampir tidak tampak sama sekali, tinggal beberapa petak lahan kebun stroberi yang sengaja di sisakan untuk melengkapi kebutuhan rekreasi bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi memetik stroberi sendiri langsung dari kebunnya.
Pada hari biasa, tarif villa dan penginapan relatif murah. Villa dengan 3 kamar kapasitas 7 sampai 9 orang bisa kita dapatkan dengan harga sekitar 1,5jt, kamar hotel single bed dengan fasilitas kolam renang minus breakfast, hanya 300 - 350rb permalam, bahkan ada yang lebih murah dari itu. Tapi pada waktu - waktu khusus, seperti musim liburan, atau hari raya, tarif bisa naik hingga 100 . Itupun, jika kita tidak booking dulu sudah dipastikan akan penuh semua.
Beruntung, walaupun mendadak saya masih mendapat tempat menginap disalah satu hotel, walaupun tidak bisa memilih tetapi cukup nyaman dan bersih.
Pada malam hari kita bisa menikmati kuliner disekitar bukit, yang kebanyakan menyajikan makanan khas jawa timur seperti pecel, rawon, soto, nasi rames tidak lupa sate kelinci. Namun tidak usah khawatir banyak juga makanan selera nusantara seperti nasi goreng, ayam goreng, pecel lele dan western food di beberapa tempat. Dan jika masih punya cukup energi, kita bisa jalan jalan kearah bukit.Â
Disana banyak tenda - tenda wisatawan, yang memilih menginap di camping ground. Sekali waktu mungkin saya ingin menginap juga disitu, untuk lebih menyatu lagi dengan alam. Beristirahat didalam tenda, diantara pohon pinus, dan aliran sungai kecil dengan air yang sangat bening di bukit sekipan.
Namun, karena perjalanan di siang hari sudah cukup melelahkan, Â setelah makan malam di salah satu rumah makan lesehan depan hotel, kami memilih kembali ke hotel untuk beristirahat.
Keesokan harinya, saya bangun pagi - pagi, untuk menjalankan hobby saya yaitu jalan pagi ke arah bukit. Disepanjang jalan di penuhi oleh wisatawan yang menginap. Ada yang berjalan kaki, bersepeda atau menyewa sepeda listrik, menuju ke arah bukit. Dinginnya udara pegunungan  dan kabut tidak terasa ketika kita sudah mulai meniti jalanan menanjak.
Sesampai di bukit, terlihat aktivitas pagi di camping ground. Ada yang sedang memasak menggunakan kompor portable, atau kompor parafin. Bahan makanan mereka beli dari pedagang sayur yang naik ke atas bukit dengan motor. Walaupun ada warung di sekitar tempat camping yang menyediakan sarapan, tetapi kebanyakan mereka memilih menjiwai nge- camp dengan segala aktivitasnya. Hal yang cukup efektif untuk mengajarkan anak - anak tentang kemandirian dan cinta alam.